Mukjizat Itu Nyata: Terserempet KA dan Saya Masih Hidup

1
3,929 views

HARI itu Senin tanggal 27 Juli pagi, kira-kira pukul 09.30 WIB.  Saya berada di sebuah titik tak jauh dari perlintasan kereta api (KA) Pasar Sore, Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Deli Serdang, Aceh.

Entah kenapa, tiba-tiba mobil yang kami tumpangi terserempet KA. Ikut dalam mobil yang saya tumpangi dan kena serempet lokomotif KA ada Thomson, Markus Sasono, dan Rudi.

Singkat cerita saya mengalami luka sangat parah. Hasil rontgen memperlihatkan kalau saya mengalami patah tulang rusuk kanan bawah nomor 3 dan nomor 4.  Saya juga divonis mengalami pendarahan di batang otak.

Dari hasil analisis medik tersebut, kemudian saya mendapatkan gambaran suram tentang masa depan saya. Harapan hidup tinggal 20 persen.  Kalau pun masih bisa berumur lebih lama, saya akan mengalami cacat permanen. Pokoknya tubuh saya tidak akan menjadi sempurna seperti sedia kala.

Lumpuh atau tidak berfungsinya sistem syaraf seperti tuli, bisu, tidak bisa menggerakkan tangan, tidak bisa mencerna, bicara….aduuh pokoknya semuanya serba menyeramkan. Bahkan, saya pun bisa gila karena sistem ingatan akan menjadi sangat rapuh.

Mukjizat itu nyata

Dalam perjalanan waktu, saya mengalami mukjizat itu benar-benar nyata terjadi dalam diri dan badan saya. Meski tidak ingat lagi dalam hitungan perjalanan waktu, namun inilah fakta yang saya alami.

Hasil CT Scan pertama menunjukkan hasil yang menyeramkan: pokoknya luka-luka di kepala saya sangat parah. Hasil CT Scan kedua menampakkan perubahan signifikan: pendarahan di batang otak saya tiba-tiba dinyatakan dokter telah berhenti.

Saya dibuat heran. Namun itulah yang mereka katakan dan fungsi tubuh saya berangsur-angsur membaik.

Rupanya, selama saya terbaring sakit ada banyak ucapan doa mengalir dari banyak mulut menopang saya dari jauh. Salah satu doa yang luar biasa itu –demikian kata teman yang mengunjungi saya ketika saya masih koma—datang dari Uskup Diosis Medan yakni Mgr. Dr. Anicetus Sinaga OFM. Entah doanya seperti apa, namun setelah Bapa Uskup berdoa untuk kesembuhan saya, tiba-tiba saja di kemudian hari pendarahan itu memang berhenti.

Setelah pendarahan berhenti, berdasarkan pembicaraan dengan banyak pihak seperti perusahaan, teman Gereja dan keluarga-  saya akhirnya dibawa ke sebuah rumah sakit di Tangerang untuk perawatan lebih lanjut. Maka saya diterbangkan dengan ambulans udara.

Usai 1,5 bulan menjalani perawatan, kemudian saya diizinkan pulang sambil terus menjalani terapi untuk pemulihan fungsi motorik.

Selama dalam perawatan itulah, saya juga mendapat kunjungan dari Ibu Meifung dan Romo Mardi SJ. Kalau saya boleh mengingat, ada sebuah percakapan dengan Ibu Meifung saat saya masih terbaring lemah dengan berbagai alat bantu dan selang mengerumuni tubuh saya.

Kira-kira isi pembicaraan kami itu sebagai berikut:

MF : Kodrat, kamu marah tidak sama Tuhan?
Kdr: Kenapa saya marah sama Tuhan, Tuhan kan baik sama saya.
MR: Kodrat, kalau Tuhan baik – pasti  Tuhan tidak akan buat kamu kayak begini?
Kdr: Mungkin kalau bukan Tuhan Yesus, akan buat saya lebih parah daripada ini – bahkan mati, tapi kalau Tuhan Yesus kan tidak – Dia kan sayang sama saya.

Kemudian saya juga terlibat obrolan dengan Ibu Ratna Nirmala.
RN: Kodrat kamu ingat kamu siapa dan siapa saya?
Kdr: Saya adalah pengajar evangelisasi dan salah satu pewarta muda KAJ, pelayanan di PD St, Andreas Kedoya dan ibu adalah Ibu Ratna (saya sebutkan nama lengkapnya, suami dan anaknya – kebetulan anaknya pemain musik di tim pujian kami)

Yang lain-lain waktu itu tidak bisa saya ingat kembali. Misalnya, saya sudah tidak ingat kalau ibu saya sudah meninggal; tidak ingat kalau saya punya mobil; juga tidak ingat kalau saya tinggal di sebuah apartemen.
RN: Sebagai pengajar, kamu ngajar bab berapa saja?
Kdr: Bab IV – Kerajaaan Allah dan Keselamatan, Bab III, Bab X dan XI, Evangeli Nuntiandi, Pengembangan Talenta Pujian, mendapat bonus Bab I dari Sekolah …
RN: Bab IV isinya apa aja?
Kdr: (Secara sekilas – saya jelaskan beberapa ayat 4 kebenaran pokok: Yoh 3:16, Rm 3:23, Why 3:20)
RN: kamu punya kebiasaan apa saja?
Kdr:  Berdoa Novena Tiga Salam Maria, Novena Hati Kudus Yesus dan baca Kitab Suci serta ikut Misa Harian

Di kemudian hari saya bertemu dengan salah seorang direktur perusahaan besar.
Kdr: Bapak kenapa baik sekali dengan saya?
MG: Dalam peristiwa kamu saya melihat Tuhan … maka kami memutuskan kamu mengalami kecelakaan dalam  rangka tugas, Jadi berapa pun biaya akan dicover oleh perusahaan.

Akhir cerita, saya benar-benar mengalami ini yang namanya mukjizat keajaiban:
1.      Kesembuhan sempurna: hidup sempurna dan tidak gila, tidak cacat;
2.      Dibiayai secara keseluruhan proses perawatan saya hingga seperti sekarang ini.
3.      Tetap menerima gaji penuh dari perusahaan dari sejak sakit sampai sekarang;
4.      Apartemen lunas.

Catatan redaksi: Penulis pernah mengenyam pendidikan calon imam (pastur) di Seminari Menengah Garum, Blitar, Jawa Timur.

 

1 COMMENT

  1. Terima kasih Bunda Maria atas terkabulnya permohonan saya untuk mendapatkan juara umum di sekolah saya. Saya betul-betul tidak menyangka permohonan ini dapat terkabul. Saya melakukan doa novena ini lebih dari 9 hari dan secara rutin berturut2 sampai hari terkabulnya permohonan ini, yakni tepat pada hari ini. Bunda Maria memang maha murah dan selalu memberikan yang terbaik bagi kita semua. O:) Semoga kesaksian ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca. Bunda Maria & Tuhan Yesus menyertai kita semua

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here