KETIKA mengunjungi Singkawang alias Kota Seribu Kelenteng, objek wisata rohani yang dikunjungi biasanya Gereja Paroki Santo Fransisikus Assisi yang dikenal sebagai Gereja Ayam dan Biara Susteran Slot. Tempatnya bersebelahan di Jalan Pastoran.
Sekarang di dekat situ ada satu tempat yang patut disinggahi: Museum MTB (Maria tak Bernoda) yang aslinya bernama Museum Mgr. H. Van Hooy Donk.
Sejarah misi para Bruder MTB
Museum ini menyimpan aneka barang memorial yang menyangkut sejarah Konggregasi Bruder MTB (Maria Tak Bernoda). MTB merupakan kongreasi para bruder dengan nama resmi Maria Tak Bernoda (MTB).
Generasi pertama para Bruder MTB ini melakukan misi mereka yang pertama di bumi Kalimantan Barat pada tahun 1921.
Jejak-jejak sejarah misi karya besar para bruder MTB ini hingga sekarang masih terasa kental. Itu antara lain dengan hadirnya sekolah-sekolah yang pernah didirikan oleh para Bruder MTB.
Sekolah-sekolah Bruder itu –demikian biasa disebut– tersebar di beberapa kota seperti di Pontianak dan Singkawang –keduanya di Kalimantan Barat.
Merintis berdirinya Museum MTB
Adalah Bruder Gregorius Budi SN MTB alias Bruder Greg –demikian panggilan akrabnya– yang menggagas pendirian Museum MTB ini. Bruder Greg adalah seorang pecinta seni dan budaya.
Ia mengaku tak sampai hati melihat aneka barang peninggalan para pendiri bruder di Kalimantan Barat hanya disimpan dan teronggok begitu saja di biara-biara MTB.
“Sejarah yang menyelimuti setiap benda tersebut akan hilang, jika tidak disajikan kepada publik. Selain itu, barang-barang bernilai historis tersebut juga perlu mendapatkan perawatan khusus supaya tidak rusak,” demikian penjelasan Br. Greg kepada Sesawi.Net yang berkesempatan mengunjungi Museum MTB pertengahan Juni 2017 lalu.
Itulah sebabnya, sejak tahun 2010 lalu hingga sekarang, Bruder Greg mulai mengumpulkan segala benda memorial dan aneka benda antik lainnya untuk dikoleksi dan kemudian dipajang untuk konsumsi publik dalam format kemasan pameran. Hal ini dilakukan, segera setelah dia mendapatkan lampu hijau dari Kongregasi MTB.
Museum yang belum sepenuhnya jadi ini sekarang menempati tiga ruang di Bruderan MTB Singkawang. Lokasinya berada persis bersebelahan dengan Gereja Ayam Singkawang.
Barang-barang bersejarah yang disajikan itu jelas merupakan saksi bisu atas sejarah misi tentang bagaimana perjuangan para bruder MTB generasi pertama memulai karyanya di Kalimantan Barat. Koleksi yang dimiliki Museum MTB ini meliputi aneka pernak-pernik barang seperti alat devosi mungil sampai alat transportasi zaman dahulu berupa sepeda motor yang dulu pernah digunakan oleh para bruder misionaris MTB.
Sebagian koleksi itu diletakkan secara terbuka. Sebagian lagi ditampilkan dalam lemari kaca.
Desain lemari-lemari ini dirancang oleh Bruder Greg sendiri dan modelnya lalu minta dibuatkan oleh seorang umat yang pernah belajar di sekolah pertukangan bruderan.
“Ada juga koleksi benda memorial hasil sumbangan umat yang memiliki barang kuno seperti mesin hitung zaman dulu,” kata Br. Greg yang lahir di Jakarta ini.
Sebagian lantai dua Biara MTB Singkawang ini nantinya juga akan dijadikan ruang museum. Hanya saja, hingga pertengahan Juni 2017 kemarin, projek pembangunan tahap kedua itu belum jelas kapan bisa diselesaikan.
Telah menghadap Tuhan adik/kakak/om/eyang kami yang tercinta Br. Gregorius, MTB pada hari Sabtu tgl. 29 Agustus 2020 pkl.01.00 WIB di RS.Antonius Pontianak usia 60 tahun. Semoga Br.Gregorius berbahagia bersama Allah Bapa di Surga. Mohon dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya ?
Keluarga Besar Y.Oetomo
Kel.Hartono Sulindra
matur nuwun infonya. saya kenal pribadi, dua tahun di atas saya di mertoyudan, dan menginap dua hari di bruderan mtb pontianak