Natalan di Milan: Berikan Ruang dan Waktu untuk Sang “X” Besar, Kata Kardinal Scola (2)

0
819 views

USKUP Agung Diosis Milan Kardinal Scola mengingatkan para peserta Misa Malam Natal di Katedral Duomo di Milan (Italia), zaman sekarang ini kita tengah menapaki era kehidupan yang ditandai kuat dengan sekularisme.

Sekularisme adalah paham dan keyakinan untuk memisahkan segala sesuatu dari aspek rohani untuk kemudian semata-mata memuja dimensi duniawi (profan). Hal-hal yang berbau suci, kudus, saleh ditolak; yang didamba orang adalah hal-hal yang melulu punya nilai duniawi seperti kenikmatan, kesenangan, dan sebagainya.

“Saya percaya bahwa dalam setiap hati orang –baik yang percaya atau yang menganggap dirinya agnostik atau bahkan seorang ateis pun, tentu akan muncul pertanyaan mendasar tentang makna kehidupan,” kata Kardinal Scola dalam kotbah Natalnya.

“Jadi saya ingin merumuskan pertanyaan itu kepada semua saudara-saudari di sini: Mungkinkah mengejar makna kehidupan sejatinya tanpa pernah ‘menengadah’, tanpa memberi ruang dan waktu untuk sesuatu yang lebih besar;  untuk sebuah “X” huruf besar?,” sambung Uskup Agung Milan.

“Itulah ‘X’ berhuruf besar yang bisa menunjukkan dan menyarankan kita bisa mengikuti sebuah jejak ke depan sehingga terpenuhilang keinginan akan kebahagiaan yang bisa kita raih sebagai milik kita di dalam hati,” jelas monsinyur.

Semua serba mungkin

Menurut Kardinal Scola, semuanya serba mungkin di mata Tuhan.

“Saya sepenuhnya tidak percaya dan apalagi meyakini, kalau Anda sekalian tidak mau percaya bahwa segala sesuatu itu tidak mustahil di mata Tuhan. Allah saja menjadi riil dengan menjadi manusia sama seperti kita-kita ini. Yesus yang merupakan bentuk paling sempurna dari Perwahyuan Allah telah datang dan hadir dalam sejarah manusia,” kata Mgr. Scola.

“Yesus datang menawarkan pelukan, sebuah tangan terbuka kepada kita manusia. Dia adalah sebuah tangan yang menaruh hormat besar akan kebebasan manusia,” jelas Mgr. Scola.

Karunia ilahi itu perlu kita respon positif. Dia telah ada di sana dan seperti kata Santo Ambrosius :  “Yesus ada di depan pintumu dan mengetuk, tetapi Dia tidak akan masuk jika pintu tidak kamu buka.”

Kardinal Scola lalu melanjutkan: “Mari kita lihat di Betlehem, seperti yang dilakukan para gembala dan orang Majus dari Timur. Dari Betlehem terungkap kelembutan; biarkan diri kita terbuai oleh kelembutan Kanak Allah. Yesus telah memberi kita jalan yang pasti: Yang Mahatinggi datang pada waktunya untuk berbagi kebutuhan bagi yang kecil dan rendah hati, membuat diriNya menjadi yang kecil dan rendah hati. Yesus selalu memulai dari kebutuhan orang lain,” tandas Kardinaal Scola.

“Mari kita juga, sesuai kemampuan masing-masing, memulai dari kebutuhan orang lain, menempatkan gerakan solidaritas pribadi: mari kita masing-masing bergerak. Orang selalu mengatakan bahwa keadilan hanya bisa lahir dari perbaikan total, tetapi saya teringat akan penegasan dari penyair besar TS Eliotr: “Sering kali kita memimpikan suatu masyarakat yang begitu sempurna, yang membuat kita enggan menjadi orang baik.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here