Ngunduh Wohing Pakarti

0
470 views
Ilustrasi: Sedih (Ist).

Selasa 30 Mei 2023

  • Putra Sirakh 35:1-12
  • Mazmur 50:5-6,7-8,14,23
  • Markus 10:28-31.

“Ngunduh Wohing Pakarti” dalam bahasa Indonesia, pepatah Jawa tersebut berarti Setiap orang akan mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatannya.

Pepatah ini ingin menegaskan kepada kita bahwa jika seseorang berbuat baik maka dia akan memetik hasil kebaikan itu. Bisa jadi dia tidak memetik hasilnya secara langsung, melainkan anak atau keturunannya yang menikmati.

Sebaliknya jika seseorang berbuat buruk, banyak menyakiti orang dan lainnya, maka di kemudian hari kita pun akan mendapatkan sesuatu yang tidak baik. Entah itu dari datangnya atau bagaimana pun caranya.

Konsep ini sudah terbiasa ada dalam alam pikiran banyak orang, bahkan bukan hanya masyarakat jawa.

Secara praktis orang berpikir bahwa setiap pekerjaan akan ada upahnya, ada ganjarannya.

Itu sebabnya secara tidak langsung setiap apa yang dikerjakan seseorang, selalu ada kaitannya dengan upah dan penghargaan.

Seorang pekerja kasar misalnya menghendaki upah berupa uang atau barang, tetapi bagi seorang yang berkecukupan dari segi materi, imbalan berupa uang atau barang tidak terlalu dibutuhkan.

Namun mereka tetap mengharapkan ”upah” dari pekerjaan atau perbuatan baiknya.

Tentu saja tidak dalam bentuk uang, namun dalam bentuk non materi misalnya ; berupa pujian, pengakuan dan penghargaan.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya,

orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.”

Segala pengurbanan akan nama Tuhan akan tetap ada harganya.

Apa saja yang hilang karena mengikuti Yesus, akan menerima upah berlipat kali ganda di dunia ini maupun di zaman akan datang yakni berupa hidup yang kekal.

Tentu saja yang dimaksud Yesus bahwa yang hilang bersifat materi, tidak selalu mendapat ganti berupa materi.

Tetapi yang dimaksudkan adalah Tuhan memperhatikan setiap pekerjaan orang. Ia tidak mengecewakan mereka yang rela mengorbankan segala sesuatu demi kemuliaan nama Tuhan.

Mereka yang harus miskin, menderita, dan teraniaya karena Kristus, meskipun tidak mendapatkan sesuatu berupa materi, namun sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang ”kaya” di dalam iman dan kemurahan.

Karena itu mereka akan ditinggikan di hadapan Allah dan mendapatkan nama yang harum di dunia ini.

Tetapi mereka yang menduduki posisi yang elite di dunia ini namun tidak menghiraukan Kristus, akan menduduki tempat terakhir nantinya.

Tidak ada penghargaan untuk mereka oleh Allah di dalam kerajaan-Nya, karena banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terkemudian dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah yang aku harapkan dalam mengikuti Yesus?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here