Nikah dengan Kompromi

0
441 views
Ilustrasi - (Ist)

BAPERAN – BAcaan PERmenungan hariAN

Sabtu, 3 Juli 2021

Tema: Keteguhan percaya.

  • Bacaan Ef2: 19-22.
  • Yoh. 20: 24-29

HEBAT. Terimakasih Rasul Tomas. Engkau membantu aku yakin akan keilahian Yesus sekaligus kemanusiaan-Nya.

Engkau membuat aku tidak ragu akan keyakinanku, karena keyakinanmu. Terlebih sikap dasar hatimu.

  • Engkau membuang semua keraguan; bahkan tuduhan halusinasi kelompok akan kebangkitan Yesus.
  • Engkau memantapkan keyakinan kami, membantu kami untuk menyerahkan hidup kami di dalam kuasa kasih dan kebangkitan Yesus.

Betapa tidak.

Pergulatan hatimu, keteguhanmu, ketidakgampangan percaya akan berita-berita di sekitarmu. Bahkan yang menghebohkan sekali pun.

Kesetiaanmu mengikuti Yesus dari Nazaret, kau perjuangkan dengan keyakinan hatimu.

“Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia.”  Yoh. 11: 16.

Dan, Yesus memberikan rahmat yang tak terduga.

“Tomas, taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”

Sebuah anugerah iman. Lih. Ef 2: 19-22.

Satu-satunya murid yang masih mensyukuri akal budi, nalar sehat dalam sebuah ketegasan.

Ia menepis semua keraguan manusiawi di masa selanjutnya tentang kebangkitan dan kasih Yesus.

Jangan tunda, tegaslah

Seorang gadis datang menemui pastor.

“Romo, saya mau menikah. Pasangan saya bukan seiman.”

“Ya sudah. Tidak usah kawin. Cari aja yang seiman,” kataku sengaja mau mencobai dia.

“Saya sudah berpikir demikian. Saya masih berusaha bagaimana caranya supaya kami satu iman, satu Gereja.”

“Cobalah kemari dan bicara bersama.”

Pengaruh orangtua

Calon pengantin pria berkata, “Kami menghadapi masalah yang sulit Romo. Semakin sulit, karena orangtua ikut campur.”

“Orangtua saya termasuk orang penting, menduduki fungsi strategis pula dalam komunitas kami. Mereka nge-fans pimpinan yang tegas menolak perkawinan kami.

Mereka ingin kami ada di komunitas kami. Dan Kebetulan saya aktif dalam kelompok tertentu di komunitas itu. Bahkan menjadi semacam leader.”

“Lalu, hatimu di posisi mana?”

“Ragu Romo. Di satu pihak mereka adalah orangtua saya. Saya anak laki-laki yang terkecil dari tiga bersaudara. Saya lebih dimanja dan dekat dengan mama. Papa sih ikut mama. Tapi pasangan saya ini kan masa depan saya. Saya dan dia yang menjalani hidup di kemudian hari. Tapi hati saya sepertinya ikut mama. Nanti kalau sudah menikah, baru saya ikut isteri saya.”

“Kenapa begitu? Ini kan perkara iman, bukan perkara win win solution.”

“Itulah Romo. Salah satu soal dan pertimbangan saya,” sela calon pengantin perempuan.

“Saya ingin calonku itu tegas dan berani mengambil keputusan. Apalagi di saat-saat yang menentukan seperti sekarang. Saya tidak dapat membayangkan kalau pasangan saya sebagai kepala keluarga, pemimpin, tidak berani mengambil keputusan. Tidak bisa tegas untuk dirinya sendiri,” tambah perempuan calon pengantin.

“Begini,” kataku.

Gereja dengan kemurahan hatinya percaya akan belas kasih Allah yang menyempurnakan cinta kalian.

Walau tidak ideal, Gereja dapat memberkati perkawinan kalian; baik beda agama atau beda Gereja.

Yang bukan Katolik tidak boleh dipaksa menjadi Katolik, karena perkawinan ini. Tetapi, ia berjanji untuk tidak bercerai dan mendidik anak-anak dalam pendidikan Katolik.

Sementara kalau pemberkatan di tempat yang lain, pihak yang Katolik mesti berpindah agama atau komunitas iman.

Cinta itu terbuka dan menerima yang lain sebagai yang lain. Tidak boleh ada pemaksaan.

Gereja lebih mengutamakan dan percaya bahwa cinta itu datang dari Allah.

Cinta itu menguduskan satu sama lain dengan cara-cara manusiawi.

Tentu disadari bahwa rahmat Allah turut bekerja pula. Jelas pula diajarkan bahwa perkawinan tidak terceraikan.

Gereja yakin cinta datang, berasal dan terarah pada Allah. Dan cinta yang berasal dan terarah pada Allah adalah cinta bertumbuh dan berkembang sampai pada titik pengampunan.

Renungkanlah untuk kebahagiaanmu sendiri,  bukan orang lain bahkan juga orangtuamu.

Doalah, demi kebahagiaan kalian berdua dan anak-anak yang akan Tuhan percayakan kepadamu.

Tuhan, Engkau mengenal kami, tuntunlah. Amin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here