Puncta 3 November 2025
Senin Biasa XXXI
Lukas 14: 12-14
KETIKA adik saya menikah, mereka berdua sepakat untuk tidak mengadakan pesta resepsi. Mereka hanya mengundang rekan kerja dan beberapa orang ikut misa pemberkatan di gereja. Sesudah itu tidak ada acara pesta-pesta.
“Yang penting bukan pestanya. Apa gunanya pesta besar-besaran kalau harus hutang banyak dan nanti sulit mengembalikannya. Yang penting kami sudah diberkati rama di gereja. Sudah sah resmi sebagai suami istri sakramental menurut aturan gereja,” begitu alasan mereka.
Di rumah pun, mereka hanya mengadakan kenduri untuk tetangga sekitar untuk syukuran dan mohon doa restu bahwa mereka sudah diberkati di gereja. Sesudah itu keluarga berjalan dengan lega, gembira dan siap menjalani masa depan.
Memang tidak mudah mengubah kebiasaan di desa. Orang menikah mesti harus pesta mengundang banyak orang. Walaupun harus berhutang, pinjam sana pinjam sini. Keluarga baru akan bertambah bebannya karena harus menanggung hutang.
Yesus mengubah kebiasaan orang dalam mengadakan perjamuan. “Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.”
Yesus mengajak kita untuk berbagi kepada mereka yang miskin, lemah dan tersingkir. “Apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.”
Yesus mau menegaskan bahwa perbuatan baik tidak harus dipamer-pamerkan agar diketahui banyak orang. Kita juga diajak untuk tidak menuntut balasan atas kebaikan yang kita berikan kepada orang lain.
“Engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”
Memberi tanpa pamrih itulah yang dikehendaki Tuhan.
Maukah kita berbagi tanpa mengharapkan balasan agar kemuliaan Tuhan makin diwartakan bagi semua orang?
Bikin sambal bawang putih,
Dicocol sama daging bergajih.
Rela berbagi tanpa pamrih,
Agar Tuhan dimuliakan lebih.
Wonogiri, sepi ing pamrih
Rm. A. Joko Purwanto, Pr


