SETELAH meninggalkan Nazaret, Yesus pergi ke Kapernaum. Seperti ketika di Nasaret, di sana Dia juga masuk ke dalam sinagoga dan mengajar. Ketika mendengar pengajaran-Nya, banyak orang merasa takjub sebab perkataan-Nya penuh kuasa (Lukas 4:32).
Bagaimana Yesus bisa mengajar dengan penuh kuasa atau otoritas? Karena daya kekuatan ajaran-Nya mengalir dari diri-Nya sendiri. Otoritas-Nya itu mengalir dan berpengaruh pada diri para pendengar-Nya.
Salah satunya adalah orang yang kerasukan setan (Lukas 4:33). Setan yang dalam diri orang itu pun mengenal kuasa-Nya. Setan itu merasa ketakutan dan berseru, “Hai Yesus, orang Nasaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami?” (Lukas 4:34).
Lalu, Yesus mengusir setan itu. Betapa besar kuasa Yesus atasnya. Tindakan ini menegaskan bahwa Yesus tidak hanya berbicara, tetapi juga melakukan yang dikatakan-Nya. Ini membuat ajaran-Nya jauh lebih berwibawa lagi (Lukas 4:36).
Apa yang dapat kita renungkan dari Injil hari ini?
Pertama, Yesus mengajar dan bisa mengusir setan. Sekarang Yesus masih melakukan yang sama. Dia dapat membebaskan kita dari kuasa setan dan kejahatan lainnya. Apakah kuasa yang selama ini membelenggu kita? Apakah kita sudah memohon dibebaskan dari kuasa itu?
Kedua, otoritas Yesus menegaskan bahwa Dia adalah yang kudus dari Allah (Lukas 4:34). Apakah kita juga mengakui Yesus sebagai yang kudus dari Allah?
Ketiga, setiap orang, dalam arti tertentu, mendapat kuasa dari Tuhan dan perlu menggunakannya seperti yang Yesus lakukan. Guru, misalnya, memiliki otoritas atas murid-muridnya. Apakah seperti Yesus dia menggunakan otoritas itu untuk membebaskan para muridnya dari kebodohan?
Santo Gregorius Agung yang hari ini kita peringati adalah pelindung para guru dan murid. Semoga kita meneladan dia yang menggunakan kuasa atau otoritasnya dengan kasih Tuhan.
Selasa, 3 September 2024
Peringatan Santo Gregorius Agung, Paus dan Pujangga Gereja
HWDSF