Palangkaraya Bersaput Asap, Mimpi Besar Melihat Sinar Mentari (2)

0
993 views

HARI Minggu, 25 Oktober 2015 mendatang, Wikie bermaksud membawa anaknya untuk mengungsi ke Banjarbaru, Kalimantan Selatan. “Kasihan Keana, selama ini saya selalu mengurungnya di rumah. Kebetulan sekolahnya juga diliburkan,” ujar Wikie yang tinggal di Kecamatan Jekan Raya itu prihatin. (Baca: Palangkaraya Bersaput Asap, Tiga Hari Terakhir Makin Pekat (1)

Dalam situasi demikian, Wikie mengaku pasrah. “Saya berharap hujan segera turun, bukan hujan buatan, ya! Soalnya percuma saja kalau hujan buatannya hanya sehari aja, asap malah makin ngebul. Saya berharap bisa turun hujan dalam rentang waktu semingguan, sehingga asap beracun ini bisa hilang,” ujarnya dalam doa penuh harap.

Sebagai warga yang tinggal di Palangkaraya, Wikie mempunyai mimpi di tahun-tahun mendatang tidak terjadi lagi pembakaran hutan. Dalam hal ini, Pemerintah Pusat dan daerah harus lebih tegas dalam memberikan sanksi bagi mereka yang terbukti melakukan pembakaran hutan.

Dokter Herry berbagi kisah, di tahun lalu kabut asap tidak separah tahun ini. “Penyebab asap tentunya dari api. Kondisi tanah gambut dengan karakteristiknya memang berbeda dengan yang bukan gambut. Di media cetak dan elektronik sering dibahas bahwa pelakunya sebagian besar dari perusahaan. Namun ada kemungkinan oknum warga juga membakar.”

Menurutnya, di  kota Palangkaraya tidak ada perusahaan perkebunan, namun banyak lahan-lahan kosong yang terbakar. Menurut beberapa orang yang pernah membagikan ceritanya, bisa jadi ada oknum warga yang membakar lahan untuk menghilangkan batas-batas tanah. Setelah kebakaran berakhir, ia memasang patok-patok baru dan mengklaim sebagai miliknya. Ada juga yang mengisahkan, mumpung musim kemarau, lahan dibersihkan dengan cara membakar untuk ditanami kembali.

Sementara itu, kegiatan pemadaman kebakaran lahan bisa gagal akibat teknik atau metode yang kurang sesuai, keterbatasan air dan peralatan, serta lokasi yang sulit dijangkau, dan penyebab lainnya.

Dokter Herry mewanti-wanti, agar bencana serupa tidak terulang lagi di masa mendatang, perlu diadakan sosialisasi secara terus menerus kepada perusahaan maupun masyarakat akibat pembakaran atau kebakaran lahan seperti yang terjadi seperti sekarang ini.

“Pencegahan lebih baik dan lebih murah serta lebih mudah sebetulnya daripada mengatasi apa yang sudah terjadi. Pemberian ijin pengelolaan hutan utk perkebunan harus ditinjau kembali. Kalau memang ijin tersebut tidak layak dikeluarkan, seharusnya instansi berwenang tidak mengeluarkannya. Zero tolerance,” ujarnya penuh harap.

“Jujur saja, saya rindu hangat sinar mentari pagi, rindu menatap langit yang biru dan berudara segar. Saya yakin hal ini juga menjadi kerinduan semua orang di sini…” kata Wikie di akhir perbincangan.

Penanganan api dan masalah kemanusiaan

Konferensi Pers Kemenko Pohulkam – Foto FB Luhut Binsar Pandjaitan

Melalui akun medsos facebook-nya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pada Kamis pagi, 22 Oktober 2015, ia telah minta izin kepada Presiden Joko Widodo untuk membatalkan perjalanannya ke Amerika Serikat.

Kepada Presiden, Luhut berkomitmen untuk menangani masalah asap bersama-sama dengan kementerian lainnya. Presiden Joko Widodo memerintahkan untuk menggunakan semua sumber daya yang ada untuk bisa mengatasi atau meminimalkan dampak dari kebakaran hutan yang terjadi.

“Bapak Presiden meminta saya bersama dengan semua jajaran untuk membantu anak bangsa di manapun mereka berada, termasuk yang berada di Merauke. Presiden juga akan mengeluarkan Instruksi Presiden untuk memberikan payung hukum dalam melakukan kegiatan tadi.” tulisnya.

Pagi itu, Luhut melakukan rapat bersama di Kantor Kemenkopolhukam bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, beserta pihak terkait lainnya.

Hasil rapat memutuskan bahwa langkah-langkah yang akan ditempuh terfokus pada dua masalah, yakni: penanganan api dan penanganan masalah kemanusiaan. “Keduanya sudah berjalan namun akan dilakukan lebih masif lagi,” ujar Luhut.

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Luhut memerintahkan agar Mendikbud dan Menristekdikti menghentikan proses belajar mengajar ketika angka (ISPU-red) sudah di luar batas toleransi, dan penyesuaian akan dilakukan nantinya. Di sisi lain, untuk mengatasi dampak asap Menristekdikti akan meminta Fakultas-Fakultas Kedokteran untuk ikut menangani masalah kesehatan, dan mengirimkan ahli-ahli untuk mendukung operasional alat pemurnian udara.

Rapat koordinasi dipimpin Luhut Binsar Pandjaitan – Foto FB Luhut Binsar Pandjaitan

Kepada Menteri Sosial, Luhut menginstruksikan agar dibuat langkah-langkah yang akan dilakukan, terkait buffer stock, dana PSKS, BSK, serta perlengkapan seperti tenda evakuasi dan alat penyaring udara.

“Menteri Kesehatan juga sudah saya instruksikan untuk mengevakuasi anak-anak atau bayi-bayi ke tempat yang aman, bila sudah diperlukan. Kami sudah memperhitungkan kemungkinan untuk menggunakan kapal perang TNI ataupun kapal PT. Pelni sampai situasinya mereda,” ucap Luhut memberi penjelasan lebih lanjut. TNI dan Polri akan kita libatkan lebih jauh lagi, yakni dengan diberi tanggung jawab lebih luas lagi dalam bentuk operasi teritorial dalam rangka meminimalkan dampak dari kebakaran hutan.

Kepada Menkominfo, Luhut meminta agar dilakukan sosialisasi tentang langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah dalam penanganan masalah ini; diantaranya melalui jaringan TVRI, RRI, ataupun jaringan radio dan televisi swasta yang ada.

Sementara itu sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, Luhut memerintahkan Menlu untuk melihat kemungkinan bantuan-bantuan dari luar, seperti dari Kanada, yang mempunyai pengalaman dengan gambut.

Dalam tulisan itu, Luhut juga mengemukakan, “Selain itu kami juga sudah memperhitungkan masalah pertanian, yakni supaya jangan sampai masyarakat setempat kekurangan makan. Kami juga memperhitungkan masalah listrik, yakni supaya jangan sampai listrik padam sehingga menyebabkan alat-alat untuk menjernihkan udara menjadi tidak berfungsi.”

Luhut menegaskan bahwa kebakaran hutan adalah masalah kita bersama. “Kita jangan berdebat terus siapa salah siapa benar, tapi yang paling penting bahwa perintah Presiden kali ini yang terkait kemanusiaan, kita harus laksanakan dengan segera. Mari kita bersama-sama mengerahkan semua kekuatan untuk mengatasi persoalan kebakaran hutan ini.” pungkasnya di akhir status facebook tersebut.

Kredif foto utam: Depi Natalia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here