ALLAH senantiasa peduli kepada umat-Nya. Ia tidak mau umatnya menderita sengsara seperti domba tanpa gembala. Yesus memandang ke sekeliling, melihat dan mengetahui situasi yang terjadi dengan umat-Nya. Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?
Yesus mulai berinisiatif untuk membuka jalan bagi mereka, umat-Nya yang mengikuti-Nya yang sedang lapar. Yesus bukan mencobai Filipus tetapi mengujinya apakah ia peka terhadap situasi yang terjadi.
Apakah kita juga melihat penderitaan, kesulitan, penyakit yang sedang kita alami, bukanlah pencobaan dari Tuhan. Tetapi saat pengujiaan akan iman kita, apakah kita sungguh beriman, teguh dan pasrah kepada Tuhan.
Peran bocah kecil
Dalam kesulitan yang sedang terjadi, akan kelaparan karena ketiadaan makanan, roti dan ikan, sebagai makanan utama orang-orang Yahudi. Hadirlah seorang anak kecil yang mempunyai lima roti dan dua ikan. Apakah gunanya bagi 5.000 orang. Muncul lagi tantangan dari para murid Yesus.
Dalam tradisi orang Yahudi, anak-anak dan perempuan tidak dihitung. Tapi justru dalam Injil ditampilkan peran yang luar biasa dari seorang anak kecil. Anak kecil yang memberikan apa yang ia punya, 5 roti dan 2 ikan, makanan sederhana dari seorang yang tidak dianggap.
Namun justru darinyalah kemudian mengalir rahmat yang berlimpah ruah. Sesungguhnya mau mengajarkan bagi kita agar kita tidak meremehkan orang kecil, orang yang miskin dan sederhana, orang yang tidak terpandang di kalangan masyarakat, pemerintahan dan budaya.
Mereka pun disuruh untuk duduk, berkelompok. Yesus kemudian mengambil roti dan kemudian ikan, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada semua. Sampai mereka semua kenyang. Yesus memberi makan kepada umat-Nya agar mereka menjadi orang bebas, merdeka dan bermartabat yang sama di antara mereka.
Jangan menyia-nyiakan rahmat
Dan pada akhirnya, Yesus meminta kumpulkan potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang. Sebanyak 12 bakul penuh. Ini memberi arti bahwa rahmat Allah yang kita terima tidak boleh disalahgunakan, disia-siakan atau dibuang.
Rahmat itu harus terus mengalir dengan berbagi kepada siapa saja yang membutuhkan di sekitar kita.
Semua rahmat yang diberikan cukup asal senantiasa berbagi kepada yang lain. 12 bakul penuh. Artinya seluruh suku Isral. Seluruh murid Yesus dan seluruh Gereja serta umat manusia akan memperoleh rahmat, berkat. Asalkan senantiasa hidup berbagi satu sama lain, sekalipun itu kecil. Namun jika dilibatkan Tuhan di dalamnya akan menjadi rahmat yang berlimpah dan cukup bagi semua.
Apa yang terjadi setelah mukjizat ini terjadi? Mereka mau menjadikan Yesus sebagai raja mereka? Raja yang memuaskan rasa lapar mereka? Namun justru Yesus menyingkir ke gunung seorang diri.
Tindakan Yesus ini sesungguhnya mengajarkan bahwa Ia adalah Allah; bukan untuk memuaskan makanan yang dapat binasa tetapi untuk memberi kedamaian dan keselamatan jiwa dan badan.
Sesungguhnya Yesus meninggalkan pesan bagi para pengikutnya. Bagi kita untuk senantisa merayakan ekaristi, sebagai kehadiran-Nya yang memberikan makanan rohani bagi kita, dirinya sendiri lewat roti dan anggur. Dan siapa pun yang berbagi bersama Yesus dalam ekaristi, dipanggil juga untuk berbagi dalam kehidupan sehari-hari. Amin
.