Paus Fransiskus: Kasih Allah Penuh Belas Kasih Mencari Semua Orang Tersesat

0
259 views
Yesus memeluk orang berdosa; Bapa memeluk anak-Nya yang hilang dan pulang, by Rembrandt, 1642

INI buah refleksi atas lukisan Rembrandt “Kembalinya Anak yang Hilang”.

Paus Fransiskus, dalam katekese tertulis yang disampaikan hari Rabu, 16 April 2025, menyampaikan bahwa Injil adalah “pesan pengharapan” yang berakar pada keyakinan bahwa Allah adalah Bapa yang penyayang; bukan seorang tuan yang suka memperbudak.

Menggunakan lukisan minyak karya Rembrandt “Kembalinya Anak yang Hilang”,sebagai sumber refleksi, Bapa Suci menegaskan bahwa kasih Allah menyerupai kasih seorang ayah yang penuh belas kasih yang tak henti-hentinya mencari anak-anaknya yang hilang.

“Dalam hal ini, kita menemukan inti Injil Yesus: belas kasihan Allah,” kata Paus dalam refleksi tertulisnya mengenai perumpamaan seorang ayah yang penuh kasih kepada dua orang anaknya.

“Injil hadir untuk membawa pesan harapan kepada kita, karena Injil meyakinkan bahwa sejauh mana pun kita tersesat, Tuhan selalu datang mencari kita.” tambahnya.

Kasih yang tidak menghakimi

Dalam refleksinya, Paus Fransiskus juga menyinggung sosok anak sulung dalam perumpamaan tersebut. Ia menggambarkan bahwa anak sulung, yang tidak ikut bersukacita atas kembalinya adiknya, melambangkan mereka yang merasa diri benar dan gemar menghakimi orang lain, tanpa menyadari bahwa mereka pun sebenarnya tersesat.

Belas Kasih yang Membebaskan

Mengenai si bungsu yang jatuh dalam kehancuran setelah menghamburkan warisan, Paus menyampaikan bahwa sang ayah tidak menolak ketika anaknya ingin pulang, meski ia kembali dengan hati yang penuh rasa bersalah dan keyakinan keliru bahwa ia harus “membayar kembali” kasih ayahnya.

“Ia adalah anak yang selalu tinggal di rumah bersama ayahnya, tetapi hatinya jauh dari sang ayah. Mungkin ia ingin pergi juga, tetapi karena takut akan kewajiban, ia memilih tetap tinggal—menjalani hubungan yang kaku dan tanpa sukacita,” kata Paus.

“Ketika seseorang beradaptasi secara terpaksa, kemarahan perlahan tumbuh di dalam hati. Dan cepat atau lambat, kemarahan itu akan meledak,” lanjutnya.

“Ironisnya, justru anak sulunglah yang pada akhirnya berisiko untuk ditinggalkan.”

“Cinta tulus dari sang ayah membebaskan anaknya dari pandangan keliru tentang cinta – yakni cinta yang harus dibalas atau dibuktikan dengan usaha,” ujar Paus.

“Hanya mereka yang benar-benar mencintai kita yang dapat membebaskan kita dari pandangan yang salah tentang kasih.”

Makna simbolik lukisan Rembrandt

Dalam komentarnya atas lukisan Rembrandt, Paus mencatat simbolisme mendalam dalam sosok anak bungsu:

“Kepala si anak dicukur seperti pertanda pertobatan, tetapi juga menyerupai kepala seorang anak kecil. Karena anak ini sedang dilahirkan kembali.”

Pertanyaan untuk refleksi pribadi

Mengakhiri katekese, Paus mengajak umat untuk merenungkan posisi diri mereka dalam kisah tersebut.

“Tempatkanlah dirimu dalam cerita ini: di manakah aku berada?”“Marilah kita memohon rahmat kepada Allah Bapa kita, agar kita juga dapat menemukan jalan pulang.”

  • Sumber: Kristina Millare, Catholic News Agency, 17 April 2025 – LiCas.news
  • Judul asli: Pope Francis: “God’s merciful love goes out in search of all those who are lost.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here