
HARI Minggu tanggal 11 Mei, Paus Leo XIV memimpin Doa Regina Caeli atau Malaikat Tuhan. Usai memimpin doa ini, Paus Leo XIV menyerukan diakhirinya konflik di Ukraina, Gaza, dan di perbatasan India-Pakistan.
Ia menampakkan diri tampil di balkon Istana Vatikan untuk memimpin Doa Regina Coeli pertama kalinya pada Minggu siang hari ini. Dalam pesannya kepada umat beriman di Lapangan Santo Petrus dan ribuan orang lain yang menonton siaran langsung dari layar TV atau lainnya di seluruh dunia, Paus Leo XVI kembali menggemakan seruan perdamaian yang selama ini selalu digaungka oleh pendahulunya: Paus Fransiskus.
“Dalam konteks dramatis dunia saat ini yang menghadapi Perang Dunia III… saya pun ingin menyerukan kepada para penguasa dunia dengan mengulang kata-kata yang selalu relevan ini: “Jangan ada perang lagi.”
Seruan untuk Ukraina dan Gaza
Ia pertama-tama mengenang “tragedi besar Perang Dunia Kedua” yang resmi berakhir tanggal 8 Mei -80 tahun lalu- “setelah menyebabkan 60 juta kematian.”
Paus Leo kemudian menyoroti perang-perang yang saat ini tengah melanda dunia: “Saya membawa dalam hati saya penderitaan rakyat Ukraina yang terkasih,” katanya, sambil mendesak agar “segala upaya dilakukan demi mencapai perdamaian yang sejati, adil, dan abadi secepat mungkin.”
“Semoga semua tahanan dibebaskan dan anak-anak bisa kembali bersama keluarga mereka,” lanjutnya.
Ia kemudian berbicara tentang bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. “Saya sangat terluka oleh apa yang sedang terjadi,” ujarnya.
“Biarlah pertempuran segera dihentikan dan bantuan kemanusiaan diberikan kepada penduduk sipil yang sudah sangat menderita dan semua sandera dibebaskan.”
Harapan dan seruan yang tulus
Dengan nada penuh harapan, Paus Leo XIV kemudian menyambut baik pengumuman gencatan senjata baru-baru ini antara India dan Pakistan. “Saya berharap agar melalui perundingan yang akan datang, sebuah kesepakatan damai yang abadi dapat segera tercapai,” katanya.
Namun ia kemudian melanjutkan, “Betapa banyak konflik lainnya yang masih terjadi di dunia ini.”
Akhirnya, Paus Leo menyerahkan “seruan yang tulus” ini kepada Bunda Maria, Ratu Perdamaian, “agar ia mempersembahkannya kepada Tuhan Yesus dan memohonkan bagi kita mukjizat perdamaian.”
PS: Sumber Vatican News
Baca juga: Lambang kepausan Paus Leo XIV dan bunyi motto pastoralnya “In Illo Uno Unum” (70)