LEO XIV adalah (nama) Paus baru Gereja Katolik Semesta.
“Damai besertamu sekalian.”
Itulah kata-kata pertama cuplikan dari pidato pertama Paus Leo XIV. Konklaf hari kedua telah memilih Robert Francis Kardinal Prevost OSA sebagai Uskup Roma ke-267. Nama Paus baru baru saja diumumkan kepada kerumunan peziarah dari segala penjuru dunia yang menantikan seruang “Habemus Papam (Kami punya Paus)” oleh Kardinal Prodiakon Dominique Mamberti.
Demikian ini bunyi pengumuman itu:
Annuntio vobis gaudium: “Habemus Papam”. Eminentissimum ac reverendissimum Dominum Robertum Franciscum
Sanctae Romanae Ecclesiae Cardinalem Prevost qui sibi nomen imposuit Leo XIV.
Aku mengumumkan kepada kalian suatu sukacita besar: “Kita punya Paus.” Yang Mulia dan Terhormat Robert Francis
Kardinal Gereja Roma Kudus Prevost yang telah mengambil nama Leo XIV
Baru beberapa saat yang lalu, dari balkon tengah Basilika Santo Petrus, Kardinal Prodiakon Dominique Mamberti membacakan rumus Habemus Papam, memberitahukan kepada kota Roma dan seluruh dunia kabar tentang terpilihnya Robert Francis Kardinal Prevost sebagai Paus Leo XIV.
Leo XIV – Paus kedua dari Benua Amerika
Paus Agustinian pertama, Robert Francis Prevost OSA —kini Paus Leo XI- adalah Paus kedua dari benua Amerika setelah mendiang Paus Fransiskus.
Namun, tidak seperti mendiang Kardinal Jorge-Mario Bergoglio (1936-2025) asal Argentina, Kardinal Robert Francis Prevost OSA yang kini berusia 69 tahun berasal dari bagian utara benua Amerika. Sebagai imam misionaris Agustinian (OSA), ia menghabiskan banyak tahun berkarya pastoral di Peru sebelum terpilih sebagai pemimpin Ordo Agustinus selama dua masa jabatan berturut-turut.
Paus Agustinian Pertama
Uskup Roma baru ini lahir pada 14 September 1955 di Chicago, Illinois. Ia merupakan anak dari pasangan Louis Marius Prevost yang berdarah Prancis-Italia, dan Ny. Mildred Martínez berdarah Spanyol. Ia memiliki dua saudara laki-laki: Louis Martín dan John Joseph.
Ia menghabiskan masa kanak-kanak dan remajanya bersama keluarganya. Ia kemudian belajar di Seminari Menengah Para Imam Agustinian dan kemudian meneruskan studinya di Universitas Villanova di Pennsylvania di mana ia memperoleh gelar sarjana matematika tahun 1977 dan juga mempelajari Filsafat.
Pada 1 September tahun sama, ia masuk Novisiat Ordo Santo Agustinus (OSA) di Saint Louis dalam Provinsi Bunda Penasihat Baik di Chicago. Ia mengucapkan kaul pertama tanggal 2 September 1978. Pada 29 Agustus 1981, ia mengucapkan kaul kekal.
Ia menjalani studi teologi di Catholic Theological Union di Chicago. Pada usia 27 tahun, ia dikirim oleh atasannya ke Roma untuk belajar Hukum Kanonik di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas (Angelicum).
Di Roma, ia menerima Sakramen Imamatnya dan ditahbiskan menjadi imam religius Agustinian tanggal 19 Juni 1982. Prosesi tahbisan imamatnya berlangsung di Kolese Agustinus Santo Monika. Sakramen imamatnya diterimakan oleh Uskup Penahbis Mgr. Jean Jadot yang saat itu Pro-Presiden Dewan Kepausan untuk Orang-Orang Non-Kristen – sekarang dikenal Dikasetri untuk Dialog Antaragama.
Kardinal Robert Francis Prevost OSA memperoleh lisensiat bidang Hukum Gereja tahun 1984. Tahun berikutnya, sambil mempersiapkan tesis doktoralnya, ia dikirim ke misi Agustinus di Chulucanas, Piura, Peru (1985–1986).
Pada tahun 1987, ia mempertahankan disertasi doktoralnya tentang “Peran Prior Lokal dalam Ordo Santo Agustinus” dan diangkat sebagai direktur panggilan dan misi untuk Provinsi Agustinus “Bunda Penasihat Baik” di Olympia Fields, Illinois, Amerika Serikat.

Misi di Peru
Tahun berikutnya, ia bergabung dalam misi di Trujillo, Peru, sebagai direktur proyek pembinaan bersama bagi para calon frater Ordo Santo Agustinus dari Vikariat Apostolik Chulucanas, Iquitos, dan Apurímac.
Selama 11 tahun lamanta, ia menjabat Prior Komunitas (1988–1992), direktur formasio (1988–1998), dan pembimbing rohani bagi para Agustinian berkaul (1992–1998), serta bekerja di Keuskupan Agung Trujillo sebagai Vikaris Yudisial (1989–1998) dan dosen Hukum Kanonik, Patristik, dan Teologi Moral di Seminari Tinggi “San Carlos y San Marcelo.”
Pada saat yang sama, ia juga dipercayakan dengan pelayanan pastoral di Komunitas Santa Perawan Maria Bunda Gereja yang kemudian menjadi Paroki Santa Rita (1988–1999) yang berlokasi di pinggiran kota yang miskin, serta menjabat sebagai administrator Paroki Bunda Maria dari Monserrat dari 1992 hingga 1999.
Pada tahun 1999, ia terpilih sebagai Prior Provinsial Provinsi Agustinus “Bunda Penasihat Baik” Chicago. 2,5 tahun kemudian, Kapitulum Jenderal Ordo Santo Agustinus memilihnya menjad Prior Jenderal dan pada 2007 ia dikukuhkan kembali untuk masa jabatan kedua.
Pada Oktober 2013, ia kembali ke Provinsi OSA Chicago dan menjabat sebagai direktur formasi Biara Santo Agustinus, anggota Dewan Provinsial pertama, dan Vikaris Provinsial – tugas yang ia emban hingga Paus Fransiskus mengangkatnya pada 3 November 2014 sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Chiclayo, Peru, dan kemudian memberinya martabat Uskup Tituler Sufar.
Ia mulai menjabat di Keuskupan tersebut pada 7 November; berkat kehadiran Nunsius Apostolik Mgr. James Patrick Green yang menahbiskannya menjadi Uskup tanggal 12 Desember tepat di Hari Raya Bunda Guadalupe di Katedral Santa Maria.
Moto episkopalnya adalah “In Illo uno unum” — kata-kata Santo Agustinus dalam kotbahnya atas Mazmur 127 untuk menjelaskan bahwa “Walaupun kita banyak, dalam satu Kristus, kita adalah satu.”

Uskup Chiclayo-Peru, 2015–2023
Pada tanggal 26 September 2015, ia diangkat menjadi Uskup Keuskupan Chiclayo oleh Paus Fransiskus. Pada bulan Maret 2018, ia terpilih sebagai wakil presiden kedua Konferensi Waligereja Peru di mana ia juga menjabat sebagai anggota Dewan Ekonomi dan Ketua Komisi untuk Kebudayaan dan Pendidikan.
- 13 Juli 2019, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai anggota Kongregasi untuk Klerus (13 Juli 2019).
- 21 November 2020 diangkat menjadi anggota Kongregasi untuk Para Uskup.
- 15 April 2020 ditunjuk menjadi Administrator Apostolik Keuskupan Callao, Peru.
Prefek Dikastri untuk Para Uskup
Pada 30 Januari 2023, Paus Fransiskus memanggilnya ke Roma dan mengangkatnya menjadi Prefek Dikastri untuk Para Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, serta memberinya gelar Uskup Agung.
Diangkat menjadi Kardinal tahun 2024
Paus Fransiskus mengangkat Prevost menjadi Kardinal dalam Konsistori 30 September tahun 2024 lalu. Ia memberinya gelar diakonat Gereja Santa Monika. Ia secara resmi mengambil alih gereja tituler tanggal 28 Januari 2024.
Sebagai kepala Dikasteri, ia ikut serta dalam perjalanan apostolik terbaru Paus dan dalam kedua sesi Sidang Umum Biasa ke-16 Sinode Para Uskup tentang Sinodalitas di Roma tanggal 4–29 Oktober 2023 dan tanggal 2–27 Oktober 2024.

Sementara itu, tanggal 4 Oktober 2023, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai anggota Dikasteri untuk Evangelisasi (Bagian Evangelisasi Awal dan Gereja-Gereja Partikular Baru), untuk Ajaran Iman, Gereja-Gereja Timur, Klerus, Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan, Kebudayaan dan Pendidikan, Teks Legislatif, serta Komisi Kepausan untuk Negara Kota Vatikan.
Akhirnya, tanggal 6 Februari 2025 ini, mendiang Paus asal Argentina itu mengangkat Kardinal Prevost sebaai Prefek Dikasteri Penunjukan Para Uskup dan memberinya gelar Gereja Suburbikar Albano.
Selama Paus Fransiskus menjalani rawat inap di Rumah Sakit Gemelli, Kardinal Prevost memimpin Doa Rosario untuk kesehatan Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus. Itu terjadi tanggal 3 Maret 2025 lalu.
Baca juga: Paus Leo XIV alias Kardinal Robert Francis Prevost OSA, Asesor Penunjukan Uskup (58)