Pecandu Narkoba Jadi Pastor

0
380 views
Buku "No Turning Back - A Witness to Mercy" by Father Donald Calloway, kisah tentang pastor mantan pecandu narkoba. (Amazon)

Puncta 15.01.22
Sabtu Pekan Biasa I/C
Markus 2: 13-17

DALAM buku autobiografinya berjudul No Turning Back: A Witness to Mercy, Pastor Donald Calloway menceritakan bagaimana ia bertobat dan menemukan kembali jalan hidupnya.

Sebelum ia berumur 14 tahun, ia sudah mengenal narkoba dan zat adiktif. Hampir semua obat sudah ia konsumsi; heroin, ganja, mariyuana, opium, alkohol dan LSD.

Ia menjadi pemuda berandalan yang suka memberontak di rumah.

Tidak itu saja, ia juga melakukan tindak kriminal yang sering keluar masuk penjara.

Ia pernah diajak ayah tirinya tinggal di Jepang. Di sana Donald bergabung dengan gang preman terkenal, Yakuza.

Mereka merampok dari gitar listrik sampai mobil mewah yang harganya puluhan juta dolar.

Dalam satu bab bukunya dia menulis judul Animal sebagai gambaran kepribadiaannya yang sudah paling bobrok seperti binatang. Nafsu kebinatangan sudah merasuk dalam dirinya karena kecanduan berat.

Titik balik dalam dirinya terjadi pada Maret 1992, saat dia merasa hidupnya kosong dan hampa.

Ia tiba-tiba menemukan buku di rak ayahnya berjudul The Queen of Peace Visit Medjugorje. Ia membacanya semalam suntuk.

Ia merasa menemukan sesuatu yang hilang dalam dirinya selama ini.

“Pagi-pagi sekali, saat aku menutup buku itu, aku berkata, ‘Pesan dalam buku ini mengubah hidup. Saya tidak pernah mendengar apapun yang begitu hebat dan meyakinkan dan begitu dibutuhkan dalam hidup saya.”

Hatinya berkobar-kobar.

Ia ingin mengabdikan dirinya kepada Tuhan dan Maria. Ia harus kembali belajar dan mulai studi filsafat dan teologi.

Singkat cerita, Pastor Donald Calloway, si budak narkoba kini telah menjadi hamba setia Tuhan yang mewartakan kerahiman ilahi sebagaimana yang dialami St. Faustina Kowalska.

Kini, ia jadi direktur promotor Kerahiman Ilahi.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus memanggil Levi Mateus, seorang pemungut cukai. Pemungut cukai dibenci oleh masyarakat karena dianggap mengabdi penjajah.

Ia digolongkan sebagai kaum berdosa. Mereka dikucilkan di tengah masyarakat.

Ketika Yesus makan bersama mereka, ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi bertanya, “Mengapa Gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orag berdosa?”

Lalu Yesus memberi jawab, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Aku datang bukan memanggil orag benar, melainkan orang berdosa.”

Tuhan memanggil kita bukan karena jasa atau kehebatan prestasi kita. Ia mengentaskan kita dari keterpurukan dosa.

Tidak ada orang yang pantas di hadapan Tuhan, hanya karena kerahiman-Nya, kita dipanggil menjadi rasul-Nya.

Tuhan tidak memilih orang yang sempurna, tetapi orang berdosa yang mau bertobat mengikuti-Nya.

Apakah panggilan Tuhan juga ditujukan pada anda? Kalau tidak, berarti anda merasa sudah sehat. Kalau ya, berarti anda harus menanggapi panggilan-Nya.

Naik Girpasang dengan sepeda
Menikmati jurang dengan gondola
Mari menjawab panggilan-Nya
Dia sudah lama menanti anda

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here