Pekan Komsos Nasional 2021: Stop sebagai Penikmat, Mulailah Menjadi Produser Berita

0
480 views
Ilustrasi: Menulis buku. (Power Consulting)

INI benar-benar merupakan ungkapan syering pribadi. Tentang bagaimana saya melakoni proses belajar dan keinginan mau maju dan berkembang.

Dari tak tahu, kini sedikit mulai menjadi tahu. Dan ini langsung praktik saja. Mulai menulis dengan bimbingan Sesawi.Net.

Berikut ini kisah pengalaman personal saya.

Dalam rangka menyambut Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-55 tanggal 16 Mei 2021, Paus Fransiskus telah menyampaikan pesan pastoralnya yang sangat inspiratif.

Judulnya adalah “Datanglah dan Lihatlah, Berkomunikasi dengan Menjumpai Orang Lain Apa Adanya”.

Dalam rangka Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-55 tahun 2021 ini, maka Komisi Komsos KWI lalu mendesain berbagai program acara. Tujuannya untuk mewartakan dan menghidupi pesan pastoral Paus Fransiskus.

PKSN Online

Salah satunya adalah tetap menyelenggarakan Pekan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN). Namun tahun 2021 ini, PKSN berlangsung secara daring. Lantaran masih terjadi badai pandemi Covid-19. 

Bagi saya, bisa mengikuti PKSN Online sungguh merupakan sebuah pengalaman yang sungguh menarik. Apalagi acara itu digelar di masa pandemi Covid-19 di mana semua aktivitas fisik di luaran praktis serba terbatas.

Selain ingin menghidupi pesan pastoral Bapa Suci Paus Fransiskus tersebut, mengikuti semua program PKSN Online berarti juga merupakan kesempatan baik bagi saya. Untuk bisa mengubah hidup dan mengasah kemampuan saya di bidang tulis-menulis.

Semua itu terjadi hanya karena berawal dari rasa penasaran akan isi dan makna penting di balik pesan pastoral Bapa Suci Paus Fransiskus.

Tentu saja, kalau hanya diam saja, maka hal itu takkan berguna. Maka, saya pun lalu aktif bertanya sana-sini. Lantaran hati terlanjur tertarik mau mengikuti acara PKSN Online 2021 besutan Komisi Komsos KWI.

Paus Fransiskus (Ist)

Aneka macam lomba

Simak sana-sini dulu. Ternyata ada bebagai macam perlombaan yang diselenggarakan oleh Komisi Komsos KWI besutan Romo Anthonio Steven Lalu Pr. Itu antara lain konten kreatif digital yang meliputi tebak caption, tebak kata, hoaxbuster game, hoax atau bukan: asli apa palsu?, dan visualisasi cerita.

Kemudian juga ada aneka jenis lomba lainnya. Plus dan juga lebih menarik serta menantang untuk maju adalah program pelatihan dan pendampingan menulis artikel di media massa.

Malahan juga ada lomba dan pendampingan menulis opini, lomba dan pendampingan podcast pewartaan.

Berikutnya lomba dan pendampingan video bercerita, lomba cipta lagu pesan Paus, komsoslympics sebagai ajang silaturahmi komunitas katolik.

Masih banyak juga acara lain seperti sosialisasi pesan Paus melalui media komunikasi sosial: website, fanpage, Twitter dan Instagram dan webseries (webinar series) tentang pesan pastoral Paus Fransiskus dalam rangka Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-55 tahun 2021.

Acara ini terbuka untuk umum. Boleh diikuti oleh semua orang. Siapa saja dari segala macam kalangan. Baik awam, pelajar, maupun kaum religius.

Tarik mang

Saya sendiri tertarik dengan program acara itu. Karenanya, tanpa perlu banyak ba-bi-bu lagi, saya langsung ikut saja dan kemudian mendaftarkan diri.

Saya putuskan akan mengikuti dua ajang perlombaan yaitu lomba dan pendampingan menulis artikel di media massa serta lomba dan pendampingan menulis opini.

Pesan Paus di Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-55 dalam besutan program acara PKSN Online 2021. (Ist)

Kontribusi Komisi Komsos KWI

Untuk bisa mendampingi para peserta pengikut berbagai program acara, maka Komisi Komsos KWI lalu mendesain program pelatihan daring. Berlangsung sepekan sekali; mulai April-Mei 2021.

Pelatihan ini sungguh menarik dan bermanfaat. Lantaran para narasumbernya adalah orang-orang yang berpengalaman di dunia tulis-menulis.

Saya mengikuti lima kali pertemuan pelatihan pendampingan secara daring. Dengan sajian menu topik-topik yang berbeda-berbeda setiap pekannya.

  • Pertemuan pertama berlangsung dengan narasumber Merry Sihombing dari Harian Media Indonesia dengan dengan topik “Menulis Berita di Media Massa”. Wartawati senior ini tampil menggantikan Tri Agung Kristanto dari Harian Kompas Cetak yang mendadak berhalangan karena positif terkena Covid-19.
  • Pertemuan kedua didampingi Wisnu Nugroho sebagai narasumbernya. Ia adalah Pemimpin Redaksi media daring Kompas.com dengan topik “Menulis untuk Media Online”.  
  • Pertemuan ketiga didampingi oleh narasumber Stefanus Pramono yang membahas topik “Menulis Berita Bertutur (narative news)”. Ia adalah Redaktur Pelaksana Majalah Tempo.
  • Pertemuan keempat didampingi oleh narasumber Ignatius “Kumkum” Haryanto, pengajar jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara dengan topik “Menulis Artikel Esai”.  
  • Pertemuan kelima didampingi oleh narasumber Mathias Hariyadi, pendiri sekaligus CEO Portal Berita Katolik Sesawi.Net. Topik yang dibahas wartawan AsiaNews.It dan Agenzia Fides ini adalah “Menulis Artikel untuk Media Katolik”.  

Mengalahkan perasaan minder

Awal mula mau mengikuti pelatihan ini, jujur saya sungguh minder. Lantaran saya merasa diri seorang pemula di dalam dunia tulis-menulis ini.

Juga karena kesempatan ini merupakan pengalaman pertama kali bagi saya. Apalagi juga pertama kali juga mlai mengenal istilah-istilah baru dalam dunia tulis-menulis di media massa.

Namun ketika sudah mengikuti pelatihan demi pelatihan, maka saya mulai terinspirasi dan bersemangat untuk menulis.

Ilustrasi: Bingung mau menulis apa, saking banyaknya ide. (Ist)

Mulai saja menulis

Saya segera teringat dengan motivasi narasumber Mathias Hariyadi.

“Kalau mau menjadi penulis, ya segera mulailah saja menulis,” demikian imbauannya dalam sesi pelatihan itu

Kata-kata sederhana, namun sangat kaya akan makna. Kontan saja, hal itu langsung menjadi pelecut semangat.

Menulis adalah sudut pandang atau tanggapan kita, ketika melihat dan menyaksikan sesuatu.

Tulisan itu akan menjadi lebih hidup karena berawal dari pengalaman pribadi yang jujur.

Tulisan itu harus jelas, jujur, sesuai fakta serta terbukti kebenarannya. Sejak mengikuti pelatihan ini, saya sendiri tertarik dan mulai banyak membaca guna bisa memulai praktik menulis sederhana.

Sangat membumi dan bermanfaat

Paparan materi berdasarkan pengalamannya sendiri. Menjadi menarik, bukan semata-mata teoritis tapi justru berangkat dari pengalaman riil.

Pelatihan bersama Mathias Hariyadi dalam program pelatihan daring besutan Komisi Komsos KWI itu bagi saya sungguh sangat bermanfaat.

Saya dibekali dengan berbagai macam pengetahuan mulai dari bagaimana menulis berita, features dan essay untuk media massa.

Juga berbagai macam strategi agar tulisan nantinya bisa dipublikasikan di media massa.

Selain itu, saya juga diajak bagaimana mengenali media massa (cetak, online), teknik penulisan di media online (judul, paragraf, pointers, pemilihan angle, kecepatan, dan mengenali jenis-jenis tulisan yang menarik untuk konsumsi media massa (cetak, online).

Secara pribadi saya merasa sangat tertantang untuk belajar menulis.

Ini sebagai salah satu bentuk pelayanan pastoral untuk mewartakan kebenaran.

Mathias Hariyadi dalam sebuah sesi pelatihan menulis artikel bersama para mahasiswa penerima Program Beasiswa Pemapan dari Yayasan Bhumiksara di kampus Unika Atma Jaya Jakarta. (Royani Lim)

Dimulai saja

Kalau mau menjadi penulis, maka ya mulai saja dengan menulis.

Ini adalah langkah awal bagi saya untuk menjadi pewarta melalui tulisan.

Itu sungguh mirip pesan pastoral yang disampaikan oleh Paus yaitu: “Datang dan Lihatlah, Berkomunikasi dengan Menjumpai Orang Lain Apa Adanya.”

Saya sungguh ingin belajar agar sekali waktu bisa menjadi pewarta yang berani untuk juga “datang dan melihat; lalu mewartakan melalui tulisan”.

Bukan hanya duduk manis sebagai penikmat berita. Tapi harus bisa menjadi produser berita.

Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan limpah terimakasih kepada Tim Komsos KWI dan para narasumber yang telah menyelenggarakan acara pelatihan secara daring ini.

Semoga semangat para peserta terus menyala tanpa padam. Bahkan setelah PKSN Online 2021 ini nantinya berakhir.

“Jadilah pewarta kebenaran yang kreatif, jujur dengan berani untuk datang, melihat, dan berbagi.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here