Pelita Hati: 01.10.2019 – Tulus Hati

0
848 views

Bacaan Matius 18:1-5

Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka  lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

Sahabat pelita hati,

HARI ini Gereja memperingati Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus atau juga dikenal dengan nama Theresia Lisieux. Dia adalah seorang biarawati muda ordo Karmelit yang masa hidupnya sangat singkat, umur 24tahun wafat. Kisah hidupnya masuk ke biara terasa istimewa. Atas izin khusus dari Paus Leo XIII (didorong oleh desakan Theresia), ia diterima untuk bergabung dengan Tarekat Karmelit pada usia 15 tahun, di bawah batas umur yang diizinkan. Pada 9 April 1888 masuk biara dan pada 8 September 1890 mengikrarkan profesi penuh sebagai anggota Komunitas Karmelit. Tujuh tahun kemudian alias pada  Oktober 1897 Theresia wafat setelah selama 18 bulan berjuang melawan TBC.

Sahabat terkasih,

Theresia memiliki doa sederhana, ibarat seorang anak kecil yang sedang bersahabat dengan Tuhan. “Yesus, tentu Engkau senang mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainan-Mu. Bila akan Kauangkat, betapa senang hatiku. Jika hendak Kausepak kian kemari, silakan! Dan kalau hendak Kau tinggalkan di pojok kamar lantaran bosan, boleh saja. Saya akan menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi kalau hendak Kautusuk bola-Mu…O.. Yesus, tentu itu sakit sekali, namun terjadilah kehendak-Mu”. 

Sahabat terkasih,

Dalam pelita sabda hari ini Yesus mengangkat kembali tentang anak kecil sebagai gambaran pribadi yang layak memasuki kerajaan surga. Kepolosan, tidak pura-pura dan kepasrahannya menjadi prasarat utama bagi setiap orang untuk dapat menikmati kerajaan surga. Semoga kita mampu mengusahakan diri menjadi pribadi yang hidup dengan ketulusan dan kerendahan hati tanpa dikotori oleh sikap pura-pura atau rekayasa.

Kehendak Tuhan tak terselami,
manusia tak selalu mengerti.
Santa Theresia teladan kami,
hidup dalam kerendahan hati.

dari Lereng Merbabu-Merapi,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here