Pelita Hati: 02.05.2021 – Tinggal dan Berbuah

0
1,702 views

Bacaan: Kis.9:26-31, 1Yoh.3:18-24, Yoh.15:1-8.

“Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan  menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” (Yoh.5:1-5.7-8)

Sahabat pelita hati, 

HARI ini kita merenungkan lagi tentang pokok anggur dan ranting-rantingnya. Yesus adalah Sang Pokok Anggur dan kita adalah ranting-ranting yang semestinya menghasilkan buah. Ada dua  pokok permenungan yang diwartakan, yakni “tinggal” dan “berbuah”. Jika kita tinggal dan menyatu dengan Sang Pokok pohon, niscaya kita dapat menghasilkan buah. Sebaliknya, jika tidak tinggal dan menyatu dengan pokok pohon, akan menjadi kering dan mati alias tidak berbuah.

Sahabat terkasih,

Seperti apakah buah yang seharusnya dihasilkan dalam diri orang Kristen atau pengikut Kristus? Rasul Paulus menggambarkan buah-buah keutamaan hidup kristiani adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal. 5:22). Pertanyaannya sekarang adalah apakah hidupku sungguh telah berbuah keutamaan seperti itu? Semoga kita selalu mendekatkan diri pada Yesus, Sang Pokok Anggur sejati agar hidup kita membuahkan aneka macam keutamaan hidup. Ingat, jangan coba-coba kita menjauh dari Tuhan karena “di luar Dia, kita tidak dapat berbuat apa-apa”.  

Setelah tujuh pastilah delapan,
ditambah satu menjadi sembilan.
Jika hidup di dalam Tuhan,
niscaya akan berbuah keutamaan.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem Rm.Istata

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here