Pelita Hati: 02.10.2022 – Menjaga Hati Sebagai Hamba

0
812 views

Bacaan: Habakuk 1:2-3; 2:2-4, 1 Timotius 1:6-8.13-14, Lukas 17:5-10

Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: “Tambahkanlah iman kami!” Jawab Tuhan: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.” “Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”

Sahabat Pelita Hati,

PELITA sabda hari ini memuat penuh sederet pesan-pesan keutamaan. Pertama-tama Tuhan mengingatkan pentingnya kita memiliki, bahkan hanya sebesar biji sesawi pun itu sudah cukup. Siapa yang melengkapi dan menguatkannya? Tentu saja Tuhan. Secara lebih rinci Tuhan menegaskan dua dual, pertama, kualitas dalam beriman dan kedua, iman dihayati dalam kerendahan hati. Tentang kualitas hidup beri Tuhan bersabda bahwa iman sebesar biji sesawi dapat memindahkan pohon ara dan tertanam dalam laut. Ini berarti bahwa jika kita memilik sekecil iman biji sesawi sekalipun itu sangat berdaya guna luar biasa. Maha daya iman kita tidak terletak pada seberapa besar iman itu, melainkan ditentukan oleh kualitas kita dalam menghayatinya.  Iman yang kecil dapat menyelesaikan hal-hal besar. Bagi setiap orang yang telah dibaptis sejatinya Allah telah menaburkan benih iman itu dalam jiwa. Tugas dan tanggung jawab kita adalah untuk menjaga, memelihara, memupuk dan melatih iman itu. Jika kita melakukannya dengan baik maka iman itu akan semakin bertumbuh dan berdaya guna. Apakah kita sungguh serius memupuk iman kita? Jika Anda dengan tekun dan setia membaca dan merenungkan pelita sabda  setiap hari sejatinya Anda sedang  memupuk iman ditambah dengan doa-doa harian kita.

Sahabat terkasih,

Iman juga harus dihayati dalam kerendahan hati, seperti seorang hamba yang selalu siap mentaati perintah tuannya. Hamba  tak akan meminta pujian tetapi selalu hidup dan mempersembahkan hidupnya bagi sang tuan bahkan mendahulukan kehendak tuannya. Beriman dengan rendah hati berarti siap melaksanakan kehendak Allah dan menyandarkan hidup  seutuhnya kepada Tuhan bukan kehendak kita sendiri. Selamat hari Minggu dan berkah Dalem.

Dari Kudus menuju ke Pati,
berburu ukiran kayu Jati.
Salam jumpa sahabat pelita hati,
selamat beribadah dan berekaristi.
Kami di sini kamu di sana,
jaraklah yang memisahkan.
Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna;
hanya melakukan yang kami harus lakukan.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem**Rm.Istata

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here