Pelita Hati: 04.10.2021 – ‘Tak Pilih-pilih’ Dalam Pelayanan

0
739 views

Bacaan: Yun.1:1-17; 2:10, Lukas 10:25-37

Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. (Luk.10:33-35)

Sahabat pelita hati,

KISAH tentang “Orang Samaria yang Murah Hati” cukup panjang, dan tidak mungkin kisah lengkapnya ditulis di sini. Karenanya sahabat pelita hati dipersilakan membaca teks lengkapnya dalam Lukas 10:25-37. Jika kita secara keseluruhan kita akan melihat tiga (3) orang dengan tiga sikap yang amat menarik, ketika mereka menemukan seorang Yahudi yang mengalami perampokan dan penganiayaan di jalan dari Yerusalem menuju Yerokho. Dua orang yang nota bene seorang imam dan orang Lewi yang tergolong orang yang memiliki kedudukan penting dalam jajaran agama Yahudi, mereka melewatkannya begitu saja alias tidak mau memberi  pertolongan. Mereka adalah pemimpin upacara kurban dan petugas ibadah di bait Allah, namun tak peduli kepada sesamanya warga Yahudi yang mengalami korban perampokan. Sementara orang ketiga yakni seorang Samaria yang selalu direndahkan oleh bangsa Yahudi karena disebut keturunan pendosa, justru  menunjukkan empati kasihnya kepada sang korban. Ia tidak hanya menolong tetapi rela mengeluarkan biaya demi pengobatan si kurban. Sebuah paradoks hidup yang pantas menjadi permenungan kita. Yang menganggap diri sebagai pewaris tunggal keselamatan justru tak peduli kepada sesamanya, sementara yang dinilai pendosa justru melakukan tindakan belas kasihnya. 

Sahahabat terkasih,

Kisah orang Samaria yang murah hati ini terasa sangat indah dan dapat menjadi inspirasi bagi hidup, karya dan pelayanan kita di saat ini. Kita tak membatasi hidup dengan sekat-sekat ras, suku dan agama. Kisah ini memuat pesan keutamaan yang mendasar, yakni beriman yang benar harus mewujud dalam tindakan kasih yang nyata, peduli kepada sesama terutama yang menderita, tanpa memilah-milah ras, suku, budaya dan agama, jika demi pelayanan kasih kepada sesama.

Sahabat terkasih,

Semoga pelita sabda hari ini mendorong kita untuk semakin giat melakukan pelayanan dan kebaikan kepada semua orang, tanpa kecuali. Mari kita menjadi pelopor pelayanan kasih kepada sesasa kita, siapa pun itu. Semangat.

Bunga Mawar bunga Melati,
mekar indah di taman hati.
Sahabat-sahabat pelita hati,
Mari teladani orang Samaria yang murah hati.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem**Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here