JAWAB Yesus: “Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikit pun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.” (Yoh. 8:54-56)
Pater Henry J.Nouwen pernah menulis, “mencintai Tuhan itu berarti mengenal Tuhan, lebih tepatnya adalah mengenal hati Tuhan.” Ada ironi terjadi, orang Yahudi mengaku diri mengenal Allah tetapi tindakan mereka jauh dari hati Allah, sementara Yesus sepanjang hidupnya mencerminkan model hidup yang mengenal hati Bapa-Nya. Kesetiaan-Nya kepada Bapa tidak terbantahkan lagi. Bagaimanakah dengan kita? Apakah kita sungguh-sungguh mengenal hati Allah atau kita sama dengan orang-orang Yahudi?
Merah warna buah tomat,
rasa manis lagi nikmat,
Tuhan tak hentikan rahmat,
bagi yang setia bertobat.
dari Papua dengan cinta
Berkah Dalem – rm.is