Pelita Hati: 07.02.2023 – Memuliakan Allah dengan Hati, bukan Bibir

0
810 views

Sahabat Pelita Hati,

KINI Tuhan memberi pencerahan kepada orang-orang Farisi dan para ahliTaurat. Menghadapi tabiat dan perilaku mereka, Tuhan Yesus mengutip kitab Yesaya, “Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.” Yesus menegur orang-orang Farisi dengan nada sedikit keras, dengan menyebut mereka sebagai orang munafik. Sebab musababnya adalah mereka mengkritik murid-murid Yesus yang makan dengan tangan najis karena tidak mencuci tangan lebih dahulu. Bagi orang Farisi hal ini melanggar aturan adat-istiadat orang Yahudi seperti yang mereka jalani dengan ketat selama ini. Tambahan lagi, mereka menganggap bahwa tindakan mereka yang paling benar sedangkan orang lain tidak. Sekali lagi, inilah yang dikatakan oleh Yesus bahwa mereka memuji Allah dengan bibirnya, bukan dengan hatinya.

Sahabat terkasih,

Tuhan menghendaki agar kita memiliki hati yang memuji dan menyembah.  Semoga kita mampu menjadi pribadi yang selalu digerakkan oleh hati yang memuji dan menjauhkan diri dari sikap Farisi yang iri dan dengki dan suka merendahkan sesamanya yang tidak sejalan dengan mereka. Semoga kita mampu menjadi murid-murid Tuhan di masa kini yang setia dan memuji-Nya dengan seluruh hati.

Indonesia belimpah dengan kekayaan alamnya.
kita jaga kelestariannya.
Tuhan berkenan kepada yang memuji dengan hatinya,
bukan dengan bibirnya.
Anggrek  merah indah warnannya,
anggrek bulan kesukaanku.
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya,
padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah DalemSt.Istata Raharjo,Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

Kejadian 1:20-2:4a

Markus 7:1-13

Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: “Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?” Jawab-Nya kepada mereka: “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 

Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.” Yesus berkata pula kepada mereka: “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati. Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban — yaitu persembahan kepada Allah —, maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatu pun untuk bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan.” (Markus 7:1-13)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here