Pelita Hati: 07.07.2020 – Seperti Domba tak Bergembala

0
770 views

Bacaan Matius 9:32-38

Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. (Mat.9:35-36)

Sahabat pelita hati,

PELITA sabda hari ini mengingatkan saya pada tugas dan pelayanan saya selama dua belas tahun di tanah Papua, lebih tepatanya di Keuskupan Manokwari-Sorong. Walau selama itu saya tinggal di wisma Keuskupan dan berpelayanan di Kampus Sekolah Tinggi Kateketik, namun setiap perayaan Natal dan Paskah saya selalu mendapat tugas asistensi di paroki-paroki yang ada di luar kota atau lebih tepatnya di pedalaman. Banyak stasi-stasi pedalaman yang hanya mendapatkan pelayanan sakramental dan ekarisri pada Natal dan Paskah. Bukan karena pastor parokinya malas tetapi terkendala oleh kurangnya tenaga imam dan biaya yang teramat mahal jika harus ke pedalaman. Keadaan ini mengingatkan saya akan sabda Tuhan hari ini “seperti domba yang tak bergembala”. Maklumlah mereka hanya mendapatkan pelayanan ibadah dua kali dalam setahun (Natal dan Paskah), karena terbatasnya tenaga dan luasnya jangkauan pelayanan. Jika pastor paroki harus tourney ke stasi-stasi di pedalaman itu berarti harus meninggalkan pusat paroki untuk satu atau dua minggu. Karenanya banyak stasi di pedalaman hanya dilayani pada saat Natal dan Paskah ketika ada tenaga asisten imam atau pastor tamu.

Sahabat terkasih,

Pelita sabda hari ini di samping meneguhkan para pelayan pastoral yang tak boleh lelah melayani umat pelosok-pelosok dan pedalaman juga menjadi kesempatan untuk berefleksi dan instropeksi bagi umat di kota yang dengan sangat mudah mendapatkan pelayanan imam. Apakah saya telah memanfaatkan segala kemudahan beribadah dengan sebaik-baiknya? Atau kita masih suka mengabaikannya? Jika demikian, sejatinya kita sedang tidak bersikap adil terhadap saudara-saudari kita di pedalaman yang haus akan pelayanan sakramen, namun hanya dua kali dalam setahun mendapat pelayanan pastor. Semoga kita tak menyia-nyiakan kesempatan untuk berjumpa dengan Tuhan di dalam ibadah dan aneka pelayanan. Tetap semangat. 

Ini taman bukan sembarang taman,
taman hati untuk sang idaman.
Semoga kami tetap teguh beriman,
di tengah arus tantangan zaman.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang

Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here