Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.
Kini Tuhan memberi pengajaran tentang garam dan terang saat berkotbah di bukit. Salah satu keistimewaan garam adalah bisa memberi rasa asin jika dimasukkan ke dalam kuah atau air. Memang garam itu melebur dan tak berwujud. Kalau kita adalah garam dunia dimaksudkan agar hidup kita bisa merasuk ke tengah-tengah masyarakat. Berdayaguna bagi mereka walau tanpa membawa identitas kekristenan atau baptis kita. Syaratnya kita harus asin alias memiliki mutu hidup dan berkualitas.
Sahabat terkasih,
Tuhan juga menjadikan kita sebagai terang. Berbeda dengan garam yang tidak kelihatan, sebaliknya terang itu harus ada di tempat yang benar. Menjadi penerang bagi sekelilingnya. Yang gelap menjadi terang, yang tidak kelihatan menjadi nampak dilihat.
Jika Tuhan menyebut kita sebagai garam dan terang dunia berarti kita diajak untuk pandai-pandai menempatkan diri dan membawakan diri dalam hidup bermasyarakat. Tujuan akhirnya adalah agar hidup kita berdayaguna bagi sesama dan membawa citarasa yang baik bagi kehidupan.
Sahabat terkasih,
Apakah kita adalah ‘garam yang asin dan mengasini’ keluarga dan sesama kita? Apakah kita juga telah menjadi terang, sumber kebaikan bagi sesama? Mari kita tunjukkan kualitas kita sebagai pengikut Kristus melalui perbuatan kasih kita. Jika demikian, di mana pun kita berada cita rasa kebaikan itu akan dirasakan oleh sesama kita. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Di Sleman ada Slemania,
sementara di Jakarta ada Jackmania.
Kamu adalah garam dunia,
dan juga terang dunia.
Jalan-jalan ke Kaliurang,
udara dingin menusuk raga.
Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang,
supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa di sorga.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
1 Korintus 1:18-22
Matius 5:13-16
Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.