Pelita Hati: 15.01.2022 – Mencari Yang Sakit, Memanggil yang Berdosa

0
624 views

Bacaan: 1Sam. 9:1-4.17-19; 10:1a, Markus 2:13-17


Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: “Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

Sahabat pelita hati,


CARA Yesus mengajar dan cara Yesus menarik orang agar menjadi pengikut-Nya memang lain dari pada yang lain, bahkan tak lazim dan cenderung “menabrak norma” atau aturan adat waktu itu. Ia mengajar tidak selalu di rumah ibadat atau di rumah-rumah yang memadahi, tetapi Ia juga mengajar di pantai sebagaimana dikisahkan dalam pelita sabda hari ini. Dan yang menjadi perhatian khusus pelita sabda hari ini adalah Ia memanggil Lewi yang sedang ada di rumah cukai agar mengikuti-Nya dan bahkan bersama murid-murid-Nya Tuhan makan bersama dengan para pemungut cukai yang dikategorikan sebagai pendosa dan musuh masyarakat. Maklumlah mereka adalah para pemeras rakyat karena memungut cukai lebih dari yang seharusnya.  Karenanya orang-orang Farisi mengkritik dan mencela  tindakan Yesus itu. Yesus telah melanggar norma dan aturan hukum Yahudi.

Sahabat terkasih,

Pelajaran iman yang diwartakan Yesus hari ini adalah orang-orang yang mereka anggap pendosa itulah yang harus dibantu, ditolong, disembuhkan dan diselamatkan. Tak boleh kita menghakimi orang dan membiarkan orang itu hidup dengan keadaannya. Bagi Tuhan, selalu terbuka kemungkinan bagi pertobatan orang-orang yang telah jatuh dalam dosa. Sebagai murid-murid-Nya, kita pun terikat untuk melanjutkan cara Tuhan dalam menawarkan memberi kesaksian iman. Apa yang telah kita usahakan untuk membantu saudara kita yang sedang mengalami pergulatan iman atau hidup di jalan yang salah? Jika kita berhasil menarik satu orang saja untuk kembali ke dalam pangkuan Gereja tentu sangat berkenan bagi Tuhan. Maka tugas kita adalah mencari yang hilang atau menghilang serta menyembuhkan yang ‘sakit’. Semoga hidup kita sungguh mencerminkan sikap hidup yang dengan tangan terbuka merangkul dan menerima siapa pun yang rindu untuk kembali ke pangkuan Gereja. Berkah Dalem.

Menyusuri bahari di Raja Ampat, 
dengan sampan kecil dan rakit. 
Bukan orang sehat yang memerlukan obat, 
tetapi mereka yang sakit.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem**Rm.Istata

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here