Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.
Kusta adalah penyakit yang membuat orang dijauhkan dan disingkirkan oleh masyarakat pada waktu itu. Mereka dikategorikan sebagai najis. Karenanya, tak diperbolehkan bersosialisasi dengan sesamanya. Juga tak boleh beribadah di bait Allah.
Wajarlah jika orang sakit kusta ini tak bisa membendung rasa gembiranya setelah dibebaskan dari sakitnya. Sebenarnya Tuhan melarang untuk memberitahu siapa pun kecuali imam-imam. Namun orang itu tetap mengabarkannya kepada setiap orang yang dijumpainya. Berkat iman-nyalah si kusta itu mengalami penyembuhan.
Sahabat terkasih,
Dua pesan keutamaan dapat kita petik dari pelita sabda ini. pertama, mujizat Tuhan itu sungguh ada dan nyata. Syaratnya adalah percaya. Kita yakin mujizat-Nya tetap berkarya di antara kita hingga saat ini.
Kedua, Tuhan mengajarkan kita untuk memupuk semangat hidup berbelas kasih kepada sesama. Menjauhkan diri dari sikap sombong dan membanggakan diri sendiri. Tuhan melarang si kusta yang sudah sembuh untuk memberitahu siapa pun. Inilah teladan kerendahan hati Tuhan. Bukan pujian yang dicari tetapi hanya melayani dan mengabdi.
Semoga kita pun mampu menjadi pelayan yang rendah hati di zaman ini. Tuhan tak menilai jenis pelayanan dan pekerjaan kita. Ia menghargai kesungguhan kita dalam mengabdi dan melayani dengan rendah hati.
Segala sesuatu yang dikerjakan bersama,
takkan terasa bebannya.
Berbelas kasih kepada sesama,
mewartakan kasih cinta-Nya.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Ibrani 3:7-14
Markus 1:40-45
Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.