Pelita Hati: 17.07.2020 – Bukan Persembahan tetapi Belaskasihan

0
652 views

Bacaan Matius 12:1-8

Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” (Mat 12:1-2.7-8)

Sahabat pelita hati,

SABDA Tuhan hari ini menyasar kepada orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang selalu mendasarkan hidupnya pada aturan yang terumus dalam hukum Taurat. Hidup mereka memang berpusat pada  hukum Taurat dengan beragam ketentuan yang mengikat. Inilah yang oleh Yesus disebut sebagai pengabdi hukum. Apakah hukum dan aturan itu perlu? Tentu jawabnya sangat perlu. Namun hukum dan aturan adalah patokan atau tuntunan yang harus tetap disesuaikan dengan situasi dan kondisi alias aturan itu bersifat kontekstual, tidak beku, kaku dan mati.  Hukum tidak dimaksudkan untuk menghukum dan menjerat tetapi mengatur kehidupan agar menjadi lebih baik.  Belas kasih Allah harus lebih besar dari pada hukum, keadilan, bahkan persembahan.

Sahabat terkasih,

Pesan keutamaan dari pelita sabda hari ini adalah menghayati iman atau hidup beragama harus bersumber pada hati bukan karena aturan atau kewajiban dan tuntutan dari luar. Beriman bukan sekedar menjalankan aturan yang bersifat formal namun merupakan ungkapan hati terdalam  kita kepada Tuhan. Itulah yang dimaksudkan oleh Tuhan dengan “yang Kukehendaki bukan persembahan tetapi belas kasihan”. Semoga kita sungguh menghidupi iman kita bukan karena aturan dan kewajiban tetapi karena bersumber dari hati terdalam. 

Menyusur sungai naik sampan,
sampan kecil dari kayu pilihan.
Tuhan menghendaki belaskasihan,
bukan persembahan.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here