Pelita Hati: 19.11.2022 – Tentang Kebangkitan

0
646 views

Bacaan: Wahyu 11:4-12, Lukas 20:27-40

Jawab Yesus kepada mereka: “Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.” (Luk.20:34-38)

Sahabat pelita hati, 

HARI ini Tuhan berhadapan dengan orang Saduki. Siapa mereka? Saduki adalah salah satu sekte atau kelompok keagamaan yang kecil, terdiri dari imam-imam yang berpangkat tinggi dan orang-orang bangsawan. Mereka tidak percaya akan kebangkitan, adanya malaikat dan roh (Kisah Rasul 23 :8). Karena tidak mengakui adanya kebangkitan atau kehidupan setelah kematian maka orientasi hidup mereka adalah menikmati hidup duniawi. 

Sahabat terkasih, 

Orang-orang Saduki sangat bermental materialistis, yang dipikirkan dan diperjuangkan melulu pada hal-hal duniawi atau harta benda. Tanggapan Yesus atas pertanyaan orang-orang Saduki tentang nasib orang yang menikah berulangkali kemudian meninggal mengingatkan kita untuk menghayati iman secara sungguh-sungguh dalam hidup sehari-hari. Beriman berarti percaya pada penyelenggaraan Ilahi, karena Ia hidup dan berkarya terus-menerus tanpa kenal batas ruang dan waktu. Dengan kata lain di mana pun dan kapan pun, kita senantiasa ada ‘di dalam kekuasaan Tuhan’.  Allah kita adalah Allah orang hidup dan orang mati, Allah kekal yang juga dapat mengekalkan hidup kita. Karenanya, mari kita berusaha dan berjuang untuk hidup baik karena kita yakin ada kehidupan mendatang setelah hidup di dunia ini selesai. Semoga kita tidak hanya memikirkan apa yang  hadapi sekarang ini tetapi juga hidup di kemudian hari. Taburkan dan tebarkan kebaikan agar menjadi bekal bagi hidup di kelak kemudian. 

Di sini hutan di sana hutan, 
di tengah-tengahnya ada kebun buah-buahan.
Hidup ini adalah kesempatan,
hidup ini untuk melayani Tuhan.
Di sana  ada bunga melati,
di sini mawar masih kuncup.
Ia bukan Allah orang mati,
melainkan Allah orang hidup.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem**Rm.Istata

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here