Pelita Hati: 22.09.2018 – Menjadi Tanah yang Baik

0
1,598 views

Bacaan Lukas 8:4-15

Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.” (Luk. 8:11-15)

SAHABAT pelita hati,

Empat macam karakter tempat yang menjadi lahan jatuhnya benih menggambarkan empat karakter orang dalam menyikapi benih sabda keutamaan. Dengan kata lain ada empat macam sikap hati orang dalam menyikapi tawaran kebaikan Tuhan itu. Yang harus dicatat pertama mula adalah bahwa benih yang ditaburkan itu baik adanya. Namun ketika tiba di tangan orang yang berbeda karakter, beda visi maupun beda kehendak akan menghasilkan buah yang berbeda dan kualitas yang berbeda pula.

Sahabat pelita hati,

Bagi sang penabur benih, ia pasti mengharapkan agar benih itu jatuh di tanah yang baik sehingga menghasilkan buah, bahkan berbuah banyak. Demikian juga, sang penerima benih pun berharap agar menjadi lahan yang baik sehingga benih itu sungguh dapat tumbuh dan berkembang. Subur tidaknya lahan itu tergantung dari kehendak hati tiap pribadi. Pelita sabda yang kita renungkan di setiap awal hari ini semoga dapat menjadikan hati kita semakin subur karena bertumbuhnya benih-benih keutamaan sebagaimana tersurat dalam pelita sabda kasih Tuhan.

Pergi ke laut memancing ikan,
kail dan umpan jangan dilupakan.
Semoga pelita sabda yang kita renungkan,
menjadi pelita hati yang meneguhkan.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here