Pelita Hati: 23.06.2022 – Kelahiran Yohanes Pembaptis: Allah yang Berbelas Kasih

0
1,233 views

Bacaan: Yesaya 49:1-6, Kisah Rasul 13:22-26, Lukas 1:57-66.80

Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, tetapi ibunya berkata: “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: “Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya. Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia. Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel. (Lukas 1:57-60, 62-64, 66, 80)

Sahabat pelita hati,

SECARA liturgi, hari ini Gereja memperingati dan merayakan hari Kelahiran Yohanes Pembaptis. Sebenarnya, tepatnya pada tanggal 24 Juni, namun karena esok bertepatan dengan Hari Raya Hati Kudus Yesus, maka perayaan hari lahir Yohanes Pembaptis dirayakan hari ini. Perayaan kelahiran Yohanes Pembaptis juga merupakan peristiwa istimewa. Sepanjang sejarah, para santo/santa lazimnya diperingati atau dirayakan pada saat kematiannya. Dalam liturgi gereja katolik hanya tiga (3) orang kudus yang dirayakan kelahirannya adalah Tuhan Yesus (Hari Raya Natal), Bunda Maria (8 September) dan kelahiran Yohanes Pembaptis (24 Juni). Ini berarti Yohanes Pembaptis memang menjadi pribadi yang istimewa. Mari kita renungkan keistimewaannya.

Sahabat terkasih,

Gereja merasa perlu merayakan secara khusus karena  kelahiran Yohanes Pembaptis menyertakan peristiwa iman yang istimewa. Elisabeth yang sudah berusia lanjut dan dinyatakan mandul itu ternyata melahirkan Yohanes. Inilah sebentuk karya belas kasih Allah. Karenanya, nama “Yohanes” berarti Allah berbelas kasih. Sebagai orang beriman kita percaya  bahwa karya belas kasih Allah tidak hanya terjadi di masa lampau tetapi juga tetap terjadi di masa kini. Karya mujizat Allah pun bukan cerita masa lampau namun tetap terjadi dan berlangsung di saat ini. Kelahiran Yohanes yang istimewa seakan menjadi antisipasi akan pribadinya yang istimewa juga. Ia hidup mengembara, pakaiannya kulit binatang dan makanannya madu hutan. Ia yang digambarkan sebagai orang yang berperawakan kasar dan keras tutur katanya ternyata memiliki hati yang lembut dan  rendah hati. Ketika orang menanyakan apakah dirinya Mesias, dengan jujur dan rendah hati ia tak berusaha memanfaatkan kesempatan itu, bahkan ia menyatakan, membungkuk untuk membuka tali kasut-Nya pun tidak layak. Ia mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Sebagai seorang nabi, ia menjalankan fungsi kenabiannya dengan tegas dan lugas, menegur yang salah dan meluruskan yang  bengkok. Tegurannya kepada Herodes akhirnya membawanya kepada kematian keji, ia dipenggal kepalanya. Inilah sebentuk kesaksian hidup Yohanes yang tetap teguh berjalan di jalur yang benar. Tak takut tantangan dan kesulitan demi menegakkan kebenaran.

Sahabat terkasih,

Semoga warisan teladan keutamaan santo Yohanes Pembaptis dapat kita hidupi dan kita perjuangkan. Hidup jujur, tulus dan rendah hati namun tetap tegar memperjuangkan kebenaran demi kebaikan. Semoga kita mampu mengusahakan dan memperjuangkannya.

Dari Sulawesi menuju Maluku,
menyeberang mengarungi lautan.
Carilah Kerajaan Allah terlebih dahulu,
rahmat-Nya 'kan dilimpahkan kemudian.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem**Rm.Istata

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here