Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.
Hari ini Tuhan memberikan nasehat kepada para murid dan orang-orang yang mengikuti-Nya. Mereka harus bijak dalam bersikap, terutama terhadap orang Farisi dan ahli Taurat.
Nasehatnya lugas dan tajam. “Turutilah ajarannya tetapi jangan perbuatan atau perilakunya.” Mengapa harus dituruti ajarannya? Karena yang diajarkan orang Farisi dan para ahli Taurat memuat hukum yang benar. Dengan kata lain, ajaran Taurat atau warisan hukum Musa itu pada dasarnya mengajarkan hal-hal yang pantas dihayati dan dituruti. Namun mereka (orang Farisi dan ahli Taurat) banyak yang mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Di sinilah titik soalnya.
Sahabat terkasih,
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi menyebut diri pewaris hukum Musa. Mereka sangat faham dan fasih dalam memahami hukum Taurat dan mengajarkannya kepada khalayak. Sayangnya, hidup mereka tidak sesuai dengan isi dan ajaran yang mereka ajarkan.
Oleh karena itu Tuhan menginginkan para murid-Nya untuk menjadi pribadi yang tidak hanya pandai berkata-kata dan berwacana. Harus terampil dalam perbuatan nyata.
Yesus menghendaki para murid mengambil sikap sebagai pelayan atau pengabdi. Semangat hidup seperti inilah yang harus dihidupi oleh setiap murid Tuhan. Semoga kita mampu mengambil semangat hidup sebagai pelayan dalam tugas dan pangglian hidup kita masing-masing. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Patah kayu bisa disambungkan,
patah hati terkadang susah disembuhkan.
Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan,
barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Rut. 2:1-3,8-11;4:13-17
Matius 23:1-12
Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan (Mat.23:1-12)