Pelita Hati: 29.04.2019 – Mengenakan “Baju Roh Kebaikan”

0
1,478 views

Bacaan Yohanes 3:1-8
Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Kata Nikodemus kepada-Nya: “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. (Yoh 3:3-5)

Sahabat pelita hati,

PERJUMPAAN antara Nikodemus dengan Tuhan Yesus sangatlah tak lazim. Seridaknya ada dua alasan,

  1. Nikodemus adalah seorang Farisi yang lazimnya tak pernah mau bertemu dari hati ke hati. Orang-orang Farisi menempatkan diri sebagai berseberangan dengan Yesus, pengkritik dan pencela Yesus dan selalu dilontarkan di hadapan publik atau khalayak. Yang mencengangkan lagi adalah Nikodemus bukan sembarang orang Farisi, ia berkedudukan sebagai pemimpin orang-orang Yahudi (Sanhedrin) dan juga Ahli Taurat. Tentunya, ia adalah elite dan memiliki kedudukan istimewa di kalangan Yahudi. Namun kini Nikodemus datang menemui Yesus empat mata untuk berdiskusi atau lebih tepatnya bedialog.
  2. Nikodemus datang kepada Tuhan Yesus di waktu malam dan diam-diam atau lebih tepatnya sembunyi-sembunyi. Tentu ia tak ingin orang-orang Yahudi mengetahuinya.

Sahabat terkasih,
Pelita sabda hari ini menyajikan sebuah dialog indah antara Nikodemus dan Tuhan Yesus. Lebih dari itu,  perjumpaan di malam hari itu menghasilkan buah yang indah bagi Nikodemus. Ia mengalami pencerahan tentang makna “lahir kembali”, yang dimaksud adalah “lahir dalam roh”. Inilah yang kemudian dimengerti sebagai terlahir secara baru. Di kemudian hari sabda ini dipakai sebagai pemaknaan pokok tentang sakramen baptis.

Sahabat terkasih,
Melalui sakramen baptis sejatinya kita dilahirkan kembali alias mengalami hidup baru. Hidup cara lama (kedagingan/nafsu duniawi) diganti dengan cara hidup baru, hidup dalam roh. Apakah kita sungguh telah meninggalkan cara hidup lama itu? Pantang, puasa, matiraga dan tobat selama masa prapaskah kemarin adalah salah satu cara untuk menjadikan hati kita sungguh baru. Kini kita sudah hidup dalam karunia berkah paskah, maka sewajibnya tak lagi mengenakan “baju kedagingan” yang lama melainkan baju baru, “baju roh kebaikan” yakni hidup dalam kasih, kelembutan dan sederet keutamaan kristiani lainnya. Ketika kita hidup dalam kasih dan kelembutan, rendah hati dan tak mengumbar kesombongan sejatinya kita sedang mengenakan ‘baju roh kebaikan’ itu. Mari kita selalu kenakan dalam hidup kita dan tak berhenti memperjuangkan kebaikan.

Ini taman bukan sembarang taman,
taman hati yang menebar kesejukan.
Lepaskan baju nafsu kedagingan,
kenakan baju Roh Kebaikan.


dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, rm.istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here