Pelita Hati: 29.07.2019 – Biji Sesawi dan Ragi Kerendahan Hati

0
1,372 views

Bacaan Matius 13:31-35

Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.” Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.” (Mat 13:31-33)

Sahabat pelita hati,

HARI ini kita berjumpa dengan perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi. Antara biji sesawi dan ragi ini memiliki kemiripan karakteristik. Keduanya termasuk yang kecil dan tak diperhitungkan. Konon biji sesawi adalah biji yang paling kecil sedangkan ragi bukanlah sesuatu yang menarik dan jarang dicari. Namun jika ragi dicampur dalam adonan tepung akan menjadi khamir alias bisa menjadikan adonan menjadi bahan yang lembut dan lezat untuk pembuatan kue. Demikian juga dengan biji sesawi yang kecil itu bisa menjadi tanaman yang besar walau bertumbuhnya tidak dapat dideteksi dan diamati. Tuhan mengambil contoh biji sesawi ini untuk menjelaskan cara kerja Kerajaan Allah. Allah selalu berkarya dan bekerja kendati kita tak dapat melihat dan mengamatinya pada pada akhirnya dapat merasakan buah-buah dari karya-Nya.

Sahabat pelita hati,

Cara kerja pertumbuhan biji sesawi dan ragi seharusnya menjadi cara kerja umat kristiani di zaman ini, yakni bertumbuh dan berkembang dalam kerendahan hati. Tuhan tidak menginginkan kita hidup dalam hiruk-pikuk kemewahan apalagi mempertontonkan keberhasilan dgn kesombongan. Tuhan berkenan pada kesederhanaan dan kerendahan hati. Kita tak boleh jatuh pada kebiasaan “NATO” No Action Talk Only yang berarti banyak bicara tetapi tak berbuat apa pun. Kita harus menjadi pekerja, pelayan dan pengabdi dengan rendah hati dan tak mencari puji diri. Semoga kita bisa menjadi ragi- kerendahan hati di zaman ini.

Pagi-pagi sarapan roti,
minumnya secangkir teh melati.
Jadilah ragi kerendahan hati,
niscaya hidup ‘kan terberkati.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here