Bacaan: Amos 7:10-17, Matius 9:1-8
Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: “Ia menghujat Allah.” Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” — lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu — : “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” (Mat 9:2-6)
Sahabat terkasih,
KISAH penyembuhan kali ini termasuk kisah indah yang sarat dengan pesan keutamaan. Sejumlah orang membawa seorang lumpuh kepada Yesus dan karena iman mereka Tuhan segera mengampuni dan menyembuhkan si lumpuh itu. Karya mujizat Tuhan terjadi berkat iman orang-orang di sekitarnya, seperti orang-orang yang mengantar orang lumpuh. Namun ahli-ahli Taurat dan sekutunya (orang-orang Farisi) mengkritik apa yang diperbuat Tuhan, ketika Ia mengampuni dan menyembuhkan si lumpuh. Bagi mereka tidak ada satu manusia pun yang dapat mengampuni dosa selain Allah, sehingga waktu mereka mendengar dan melihat perkataan Yesus, mereka tidak terima, bahkan menyebut Yesus telah menghojat Allah, karena menyamakan diri dengan Allah.
Sahabat terkasih,
Para ahli Taurat dan orang Farisi selalu berpedoman pada tata cara dan aturan sebagaimana terumus dalam peraturan yang mereka buat dalam kitab Taurat. Sedangkan Yesus bertindak atas hati yang berbelas kasih. Ia juga bertindak atas dasar kuasa yang dimiliki-Nya, bukan untuk menekan, menindas dan menguasai manusia tetapi untuk membantu dan menyelamatkan mereka. Nyatanya orang yang lumpuh itu bisa berjalan. Coba lihat apa yang selama ini dilakukan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi terhadap orang yang sakit dan menderita. Apa kontribusi mereka? Apakah orang-orang Farisi membantu dan meringankan beban orang-orang kecil? Tidak ada, kecuali mereka menimpakan beban berat dengan beragam aturan yang mengikat dan memberatkan. Demikian juga mereka selalu sibuk untuk mengamat-amati Yesus dan ujung-ujungnya mau mencari kesalahan Tuhan. Semoga kita dijauhkan dari cara hidup dan sikap mereka.
Karena lama tidak bertemu, hati selalu merindukanmu. Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)