Pelita Hati: 30.12.2020 – Doa Hana

0
844 views

Bacaan Lukas 2:36-40

Lagi pula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Sahabat pelita hati,

SETELAH Simeon menubuatkan tentang Yesus, kini selanjutnya dengan Hana, seorang nabi perempuan yang sudah menjanda dan hidupnya diabdikan bagi Tuhan dengan selalu berdoa di bait Allah, secara khusus ia mendoakan Yesus yang dipersembahkan di kenizah. “Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah” (ay.37). Hidup yang dijalani Hana ini menggambarkan pribadi yang selalu menyandarkan hidup-Nya pada Tuhan. Hatinya telah terpaut pada Tuhan. Bukan berarti ia tidak melaksanakan aktivitas keseharian sebagaimana kebanyakan orang. Dalam hidup kesehariannya Tuhan tak pernah jauh dari-Nya. Hatinya adalah bait suci Tuhan sehingga di mana pun dan kapan pun ia selalu menyertakan Tuhan dalam segala hal. 

Sahabat terkasih,

Semoga kita dapat meneladan dan mewarisi cara hidup dan beriman Hana, selalu mengutamakan Tuhan di atas segalanya. Hidupnya diabdikan dan dipersembahkan kepada Tuhan, bukan untuk kepentingan diri tetapi berdoa bagi banyak orang. Mari kita juga mempersembahkan hidup kita kepada-Nya seturut tugas, tanggungjawab dan panggilan kita masing-masing. Ketika kita melakukan tugas, tanggungjawab dan panggilan masing-masing dengan sepenuh hati, sejatinya kita sedang mewujudkan  bakti persembahan kita. Tetap semangat melanjutkan hidup dan karya kasih.

Dulu Sunda Kelapa berganti nama Jayakarta,
selanjutnya menjadi Kota Jakarta.
Mari kita persembahkan hidup kita,
seutuhnya kepada kepada Tuhan kita.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here