Pelita Hati: 31.10.2018 – Berjuang dan Berjuang

0
1,119 views

Bacaan Lukas 13:22-30

Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?”  Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir.” (Luk. 13:22-24.30)

SAHABAT pelita hati,

Pelita sabda hari ini berkisah tentang Yesus yang menjawab pertanyaan para murid secara “jitu” alias tepat, benar dan menyasar. Seorang murid bertanya, “Tuhan sedikit sajakah yang diselamatkan?” Pertanyaan ini senada dengan, siapa yang pantas diselamatkan? Kapan hari terkahir itu datang? Dll. Terhadap pertanyaan itu Tuhan tak menjawab secara langsung tetapi dengan sebuah tantangan, “Berjuanglah melalui pintu yang sempit dan sesak.” Dengan demikian Tuhan tidak bicara soal hasil tetapi soal berusaha dan berjuang. Siapa pun yang mau berjuang dan berusaha dengan sepenuh hati akan layak menerima yang menjadi hak nya. Karenanya Tuhan menegaskan ada kemungkinan yang terakhir bisa menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu bisa menjadi yang terakhir. Sekali lagi kuncinya adalah berjuang dan berjuang. Siapa yang sungguh-sungguh berusaha dan berjuang akan layak mendapatkan haknya.

Sahabat terkasih,

Bagi kita pintu yang sesak itu sudah jelas dan pasti, yaitu Yesus dengan beragam ajaran dan tuntutan-Nya. Jika kita ingin diselamatkan marilah bergegas menuju “Sang Pintu Kehidupan”, yakni Yesus sendiri. Apakah kita sungguh-sungguh telah berjuang menuju Sang Pintu itu? Ataukah kita menghayati kekristenan kita dengan santai dan tanpa target? Kini Tuhan mengetuk hati kita agar jangan menjadi pengikut Kristus yang biasa-biasa tetapi harus luar biasa. Artinya berani menjadi pelopor dalam bercinta kasih, berkorban bahwa rela mempertaruhkan apa pun demi iman dan Tuhan kita. Bukan berarti kita harus radikal, fanatik dan keras tetapi menjadi pribadi yang selalu memperjuangkan kebaikan dan keutamaan dalam kerendahan hati dan kesederhanaan. Semoga kita mampu menjadi pejuang-pejuang kerendahan hati dan kebaikan di mana pun kita berada.

Jika bukti telah diperolehnya.
kita tak boleh menyangkal.
Bagi yang setia hingga pada akhirnya,
akan beroleh keselamatan kekal.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here