Bacaan: Dan. 7:9-10,13-14; Ptr 1:16-19; Markus 9:2-10
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus: “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” (Mrk 9:2-5.7)
Sahabat pelita hati,
KISAH “tranfigurasi” atau saat Yesus berubah rupa atau wajah menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah penyelamatan. Dalam peristiwa ini Allah menegaskan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang dikasihi. Kata-kata yang sama juga muncul dalam kisah pembaptisan Yesus di bagian awal Injil Markus. “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mu Aku berkenan.” (Mrk 1:11) Perubahan wajah Tuhan memancarkan cahaya kemuliaan yang menyiratkan bahwa derita penyaliban yang akan dihadapi akan diikuti oleh kemuliaan dan kemenangan. Hadir dua tokoh Perjanjian Lama, Musa dan Elia. Konon kehadiran dua tokoh ini menegaskan bahwa Yesus adalah Mesias yang dinanti-nantikan banyak orang. Sosok Musa mengingatkan kita tentang Hukum dan Perjanjian yang diberikan Allah kepada umat-Nya. Musa juga yang membawa umat Israel keluar dari Mesir menuju ‘tanah perjanjian’. Kini Yesus sebagai ‘Musa Baru’ akan membawa umat menuju ‘tanah perjanjian baru’. Sedangkan sosok Elia mengingatkan pada pembaharuan Perjanjian ketika Umat Allah berpaling dari Allah dan Allah tetap setia pada janji-Nya. Konon, Elia tidak mengalami kematian, ia diangkat oleh Allah menuju sorga. Ini menjadi gambaran bahwa Tuhan Yesus juga akan membawa seluruh umat menuju hidup kekal, surga abadi. Singkatnya, kehadiran kedua nabi ini menegaskan bahwa Yesus adalah jalan menuju keselamatan yang dinantikan di akhir zaman.
Sahabat terkasih,
Akhir dari kisah ini ketiga murid yang dibawa serta Tuhan agar mendengarkan Yesus sebagai Putera-Nya. Ini berarti kita yang hidup di zaman ini juga harus mendengarkan Tuhan. Mendengarkan bukan hanya dengan telinga tetapi dengan seluruh hati dan kehendak alias melakukan dan melaksanakan apa yang Tuhan lakukan. Semoga pelita sabda ini semakin memacu kita untuk melakukan kehendak-Nya dalam hidup sehari-hari.
Dari Lembang ke Cimahi, melewati taman bunga. Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)