Sabtu, 25 Oktober 2015
Rm. 8:1-11.
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6.
Luk. 13:1-9
BERBUAT salah itu manusiawi, tetapi terus-menerus berbuat salah adalah perbuatan setan.
Bertobat berarti berhenti memaklumi kesalahan kita. Banyak orang mudah berkata, “Namanya juga manusia,” tetapi lupa menambahkan, “karena itu aku harus berubah.”
Kesabaran Tuhan bukanlah pembenaran untuk menunda pertobatan, melainkan panggilan untuk segera berubah sebelum kesempatan berlalu.
Pertobatan sejati tidak berhenti pada rasa sesal, tetapi menghasilkan buah. Buah pertobatan tampak dalam perubahan sikap: dari egois menjadi murah hati, dari dendam menjadi pengampun, dari malas menjadi tekun, dari hidup bagi diri sendiri menjadi hidup bagi Tuhan.
Pohon yang sehat dikenal dari buahnya; demikian pula iman yang hidup akan terlihat dalam perbuatan kasih.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!”
Dalam perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah, Yesus memperlihatkan wajah Allah yang penuh kasih dan kesabaran.
Ia melihat kegagalan manusia, tetapi tidak langsung menghakimi. Ia tahu bahwa setiap orang masih punya potensi untuk berubah, masih ada benih kebaikan yang bisa tumbuh bila disiram dengan kasih.
Tuhan tidak cepat menghukum. Ia tidak seperti manusia yang mudah menyerah atau menilai dari hasil sesaat.
Ia memberi waktu, memberi kesempatan, memberi perhatian. Ia tahu bahwa pertumbuhan rohani butuh proses. Kadang kita butuh dicangkul, dibersihkan, dan diberi pupuk agar bisa berbuah.
Setiap hari yang kita jalani adalah tanda kesabaran Tuhan. Jika hari ini kita masih bisa bernafas, masih diberi kesempatan memperbaiki diri, itu bukan kebetulan, itu kasih yang memberi waktu.
Tuhan tidak ingin kita binasa, Ia ingin kita berbalik dan hidup. Ia menunggu, dengan harapan suatu hari nanti hidup kita akan berbuah dalam kebaikan dan kasih.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah saya menyadari bahwa Tuhan memberi saya waktu dan kesempatan setiap hari untuk bertumbuh dalam iman?



