INI acara peletakan batu pertama. Guna menandai awal proyek pembangunan Asrama Bhineka.
Berlangsung di Kompleks Pesekolahan Katolik Nyarumkop, 7 April 2022. Dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupan Agung Pontianak: Mgr. Agustinus Agus.
Asrama ini nantinya akan dipersembahkan untuk anak-anak kampung di Nyarumkop, Singkawang dan wilayah sekitarnya.
Pernyataan macam ini selalu dikatakan secara blak-blakan oleh Uskup Mgr. Agus dalam setiap kesempatan. Di mana pun beliau berada dan dengan siapa pun beliau tengah berkomunikasi.
Beliau sangat serius dalam setiap upaya untuk melakukan pembangunan “investasi” pengembangan SDM di kalangan anak-anak muda di wilayah Kalbar.
Dilakukan bertahap namun sangat serius, sejak beliau menjadi prelatus Keuskupan Agung Pontianak mulai tahun 2014. Dan tentu saja secara konsekuen masih juga tetap dan selalu dilaksanakan. Bahkan sampai sekarang.
Yang pasti, sebagai Uskup Keuskupan Agung Pontianak, beliau punya perhatian besar akan tingkat mutu pendidikan anak-anak muda di Kalimantan; dan khususnya di Kalbar.
Kerja bertahap
Dan inilah yang beliau lakukan sejak menjadi Uskup di wilayah reksa pastoral Keuskupan Agung Pontianak. Pertama-tama, Keuskupan Agung Pontianak memutuskan mengambil alih tata kelola STKIP Pamane Talino di Ngabang.
Berikutnya adalah melakukan program pembenahan sekolah-sekolah Katolik di seluruh wilayah Keuskupan Agung Pontianak.
Lalu kemudian, melakukan pembangunan dan pengadaan alat serta fasilitas belajar di Persekolahan Katolik di Nyarumkop, Singkawang, Kalbar – sekitar tiga jam dari Pontianak.
Dimulai dari keprihatinan
Melakukan proyek renovasi kompleks Persekolahan Nyarumkop itu sejatinya diawali dengan rasa keprihatinan yang mendalam.
Dari dulu kala hingga sekarang -ketika Uskup Mgr. Agustinus mulai menjadi prelatus di Keukupan Agung Pontianak sedari tahun 2014 silam- beliau mengatakan blak-blakan seperti ini.
Singkat kata, beliau melihat tidak ada perubahan apa pun di Kompleks Persekolahan Nyarumkop. Apakah itu mulai dari tampilan bangunan, sistem pendidikan, tata kelola keuangan, dan penataan kompleks Persekolahan Nyarumkop. Mandeg alias statis.
Uskup Agustinus juga melihat hal ini.
Sedari zamannya masih remaja dan juga masih bersekolah di Nyarumkop hingga kedatangannya di Keuskupan Agung Pontianak, penampilan dan wajah kompleks asrama ya tetap begitu-begitu saja.
Sampai jelang medio tahun 2022 ini, kondisinya masih “melantai”, bentuk bangunan dapur masih bergaya lama.
Singkat kata, semua itu membuat hati beliau galau. Kalau pun tanpa malu juga harus disebutkan, maka di hati beliau sungguh muncul rasa keprihatinan mendalam.
Tapi dari ungkapan hati “gelisah” ini lalu muncul prakarsa baik.
Bagaimana pun juga, kompleks Persekolahan Nyarumkop yang punya historitas legendaris sebagai “pusat pendidikan dan pembinaan” di Kalbar harus segera diremajakan.
Harus dipercantik lagi. Harus secepatnya bisa kembali “bersolek”. Tidak hanya tampilan luarnya saja, tapi juga “konten” – isi “dalemannya” juga harus segera diremajakan.
Dan itulah yang kemudian kini sedang terjadi.
Semenjak menjadi prelatus di Keuskupan Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus sudah mengambil prakarsa untuk merombak apa yang harus dirombak.
Memperbaiki apa yang harus diperbaiki. Membangun fasilitas baru, kalau itu memang dibutuhkan dan ya memang sungguh menjadi kebutuhan bagi model pendidikan dan pembinaan model zaman kini.
Sepenggal kalimat ini sangat mencerminkan apa yang menjadi pokok perhatian dan pergumulan batin beliau sebagai prelatus di Keuskupan Agung Pontianak.
Jadi orang kampung, ya jangan hanya biasa-biasa saja, Apalagi di bidang pendidikan. Itulah kira-kira “isi hati” beliau.
Artinya, justru untuk anak kampung itulah, model pendidikan dan pembinaan serta semua falisitas untuk keperluan itu ya harus dicukupi. Hukumnya jelas: harus segera dilengkapi dan kontennya ya harus menjadi lebih baik.
Dalam konteks bingkai pemikiran yang lebih lengkap itulah, kita mesti mampu mencerna “ada apa” di balik acara peletakan batu pertama di lokasi proyek pembangunan Asrama Bhineka Persekolahan Katolik Nyarumkop di kaki Gunung Poteng Singkawang, tanggal 7 April 2022 lalu.
Sekali lagi, Uskup Mgr. Agustinus mengungkapkan, pembangunan gedung ini nantinya akan dilengkapi dengan fasilitas terbaik untuk anak-anak.
“Untuk orang kampung, justru harus berikan yang terbaik. Karena dari situlah mereka akan belajar bagaimana menggunakan fasilitas ini dan bisa belajar hidup layaknya di kota,” kata Uskup Agustinus tanggal 7 April lalu.
Yang terbaik untuk orang kampung
Pada kesempatan lain di hari yang sama, terjadilah obrolan makan siang yang santai antara Mgr. Agus dengan para imam, suster, frater dan awam di Pastoran Nyarumkop.
Kepada mitra bicaranya, Mgr.Agus kembali menegaskan pernyataan dan fokusnya tentang pentingnya meningkatkan tingkat mutu pendidikan anak-anak kampung di wilayah Kalbar ini.
Dalam perbincangan siang itu, Mgr. Agustinus mengatakan kurang lebih seperti ini.
“Jangan hanya orang-orang kota saja yang bisa mendapat fasilitas lengkap, lalu orang kampung yang sederhana sampai tidak mendapatkan apa-apa. Model cara pikir yang begini ini salah. Juga jangan sesekali pun terus dipelihara. Itu pikiran keliru.
Justru untuk orang-orang kampunglah, fasilitas yang lebih baik dan lebih lengkah harus diusahakan. Itulah yang kemudian layak disebut sebagai upaya pemerataan akses dan kesempatan belajar bagi semua pihak,” tandas Uskup Agustinus saat terjadi obrolan ringan di tengah acara makan siang.
Ibadat peletakan batu pertama pagi itu dihadiri oleh sejumlah imam Ordo Kapusin, Romo Sarjumunarsa SJ -satu-satunya pastor Jesuit yang kini berkarya di Nyarumkop- para imam diosesan, egenap bruder, suster dan kaum awam.
Di lokasi lapangan terbuka yang telah dibersihkan itu, tampak sekitar 20-an orang turut mendoakan prosesi acara peletakan batu pertama pembangunan Asrama Bhineka.