Pemberkatan Rumah Cendana, Wasiat Alm. Mgr. A. Henrisoesanta SCJ di Lampung

0
704 views
Administrator Apostolik Keuskupan Tanjungkarang Mgr. Yohanes Harun Yuwono memberkati "Rumah Cendana" di bilangan Pahoman, Bandar Lampung, April 2022. (Sr. Fransiska Agustin FSGM)

“KAMU belilah rumah belakang itu, karena rumah itu sudah ditawarkan kepada saya. Kalau perlu, saya bisa menjadi pengantara. Sebab yang punya rumah itu, anak-anaknya dulu murid saya,“ begitu Mgr. Yuwono menirukan kata-kata wasiat mendiang Mgr. Henrisoesanta SCJ saat Ibadat Pemberkatan Rumah Cendana, Sabtu, 29 April 2022.

“Sekarang, rumah ini saya berkati supaya saya dapat menikmatinya. Rumah ini indah dan segar. Udara sesegar seperti ini tidak saya temui di Palembang,” tambah Mgr. Yuwono, Uskup Keuskupan Agung Palembang sekaligus Administrator Apostolik Keuskupan Tanjungkarang.

Diputuskan membeli

Oleh Mgr. Yuwono, wasiat Mgr. Henri itu lalu dibawa ke rapat kuria dan sudah beberapa kali dirapatkan. Yang jadi pemikiran mereka adalah fungsinya untuk apa, meski hal itu merupakan wasiat dari Mgr. Henrisoesanta.  

“Kami berpikir, pastilah nanti ada fungsinya dengan sambil jalan. Lalu kami memutuskan untuk membelinya,” terang Mgr. Yuwono.

Luas sekali

Rumah itu adalah milik keluarga Asri Tjikman dengan las tanah 2.450 meter persegi. Letaknya, di Jalan Cendana No. 25, Pahoman, Bandar Lampung. Tepat di belakang Rumah Kediaman Uskup di Jalan Kemuning, Pahoman.

Mendiang Mgr. A. Henrisoesanta SCJ memiliki hubungan emosional yang kuat dengan keluarga itu.

Pada tanggal 17 April 2000 pukul 14.00 diadakan pertemuan perdana. Pihak penjual diwakili oleh Benyamin, Helmi, dan Faruki.

Setelah melalui proses panjang selama dua tahun, kini rumah itu diberkati oleh Uskup Keuskupan Agung Palembang sekaligus Uskup Administrator Keuskupan Sufragan Tanjungkarang Mgr. Yohanes Harun Yuwono.

Disebut “Rumah Cendana” karena letaknya di Jalan Cendana. Kata Ekonom Keuskupan Tanjungkarang, rumah itu dulunya dinamai “Rumah Kemuning”.

“Rumah Cendana” yang lokasinya persis di belakang rumah residensial Uskup Keuskupan Tanjungkarang di Bandar Lampung. (Sr. Fransiska Agustin FSGM)
Orang-orang di balik suksesnya “Rumah Cendana”. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

Menjadi cantik

Setelah Keuskupan membelinya, berkat uluran kasih dari banyak orang, rumah itu dibersihkan, diperindah, dimodifikasi, dan dipercantik.

Di tengah rumah itu ada gazebo yang dikelilingi kolam ikan dan suara air gemericik. Ruang ini ruang terbuka, yang bisa dijadikan tempat berkumpul dalam suasana santai dan keakraban. 

Rumah ini terdiri dari empat kamar. Masing-masing kamar ada kamar mandi.

Untuk sementara, Rumah Cendana ini menjadi tempat tinggal para romo yang berkarya pastoral di Gereja Katedral, Tanjungkarang. Ini disebabkan, karena Gereja Katedral beserta pastoran -tempat tinggal para romo- masih dalam proses pembangunan.

Ada satu ruang di rumah ini yang akan digunakan menjadi ruang Ekonomat Keuskupan.

Menimba kekuatan

Rumah kediaman siapa pun, diistilahkan dengan papan. Tempat mapan. Tempat orang bisa menimba kesegaran.

Rumah kediaman, tempat orang merasa krasan, leyeh-leyeh, santai, tempat damai.

Jika sungguh ada kedamaian, maka Kristuslah yang meraja di rumah itu. Ketika Kristus dijadikan raja, maka sungguh damailah rumah itu.

Iman mewarnai rumah itu.

Rumah yang damai, menjadi tempat menimba kesegaran. Di mana para anggota keluar untuk mencari uang, berbagi berkat bagi orang lain, lalu kembali ke rumah menimba kekuatan kembali.

Itu dikatakan Uskup Yuwono dalam Ibadat Pemberkatan Rumah Cendana.

Segenap umat hadir mengikuti ibadat pemberkatan “Rumah Cendana” oleh Administrator Apostolik Keuskupan Tanjungkarang Mgr. Yohanes Harun Yuwono, akhir April 2022. (Sr. Fransiska Agustin FSGM)

Rumah bersama

Tak ada kata yang dapat diucapkan, selain ucapan terimakasih dan syukur tak terhingga. Berkat bantuan saudara-saudari, kesulitan demi kesulitan akhirnya teratasi.

“Umatlah yang telah menjadikan rumah kediaman ini,” ujar Mgr. Yuwono.  

Maka Bapa Uskup Yuwono meminta agar rumah ini harus terbuka bagi siapa pun, untuk sekedar duduk-duduk, bercakap-cakap tentang apa saja dengan berbagai kepentingan.

“Rumah ini adalah rumah kita bersama,” kata Uskup.

Ibadat pemberkatan ini dihadiri oleh para imam, suster, donatur, dan KBG Kemuning.

Kelompok musik anak-anak muda menambah semaraknya suasana syukur ini.

Mereka adalah Orang Muda Lintas Paroki yang membantu pelayanan di Komsos Keuskupan Tanjungkarang, di bawah bimbingan Romo Alexander Pambudi SCJ.

Ketua Komisi Komsos Keuskupan Tanjungkarang Romo Alexander Pambudi SCJ (atas) dan kelompok pemusik lintas iman mengisi acara. (Sr. Fransiska Agustin FSGM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here