Penderitaan Bukanlah Cobaan Allah, namun Salib yang Harus Dipikul

0
698 views
Penderitaan

Bacaan 1: Nah 1:15; 2:2; 3:1-3. 6-7
Injil: Mat 16:24 – 28

“Jika ada makna dalam semua aspek kehidupan, maka pasti ada makna dalam penderitaan.” Demikian kata Viktor Frankl (neurolog dan psikiater Austria serta korban selamat Holocaust).

Tidak ada sebuah keberhasilan tanpa perjuangan berat.

Masih ingat Steffi Graf? Petenis puteri tahun 1980-an, dia rela kehilangan masa mudanya untuk tenis. Mengenal tenis saat usia 3 tahun, terus berlatih dan berlatih selama empat jam dalam sehari.

Hal ini membuat Graf memiliki sedikit teman di masa muda. Pengorbanan tersebut memberi hasil positif, total 22 gelar juara Grand Slam berhasil diraih saat menjadi petenis profesional. Pencapaian tersebut menjadikannya masuk dalam tiga besar peraih gelar juara Grand Slam terbanyak di dunia

Ada makna di balik penderitaan (kehilangan) masa muda, ada tujuan lebih besar yang dituju di balik pengorbanan dan Graf bersedia melakukannya demi juara. Menginginkan sesuatu yang menyenangkan itu mudah, memilih jalan sulit untuk kepentingan yang lebih besar membutuhkan kekuatan yang berbeda.

Tuhan Yesus kembali mengingatkan bahwa menjadi murid-Nya itu tidak mudah. Menjadi murid-Nya berarti mau mengambil bagian dalam salib, mau menjadi martir bagi-Nya. Hanya dengan menyangkal diri serta membiarkan Allah memimpin dalam hidup maka saya dapat menemukan kebebasan dan kebahagiaan sejati kelak. Menyangkal diri berarti menolak kenikmatan sesaat yang memang menyesatkan walau itu sangat menggoda.

“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”, dunia memang diibaratkan pola hidup hedonisme (pengagung kenikmatan dan kesenangan sesaat). Kebahagiaan sejati bukanlah di dunia namun hidup kekal bersama Kristus saat dibangkitkan nanti.

Untuk mencapai kebahagiaan sejati maka harus mau memikul penderitaan salib, dan masing-masing orang punya salib yang berbeda.

Dalam bacaan pertama, Nahum menubuatkan restorasi suku Utara yang di deportasi oleh Asyur serta kejatuhan Niniwe, kota yang luar biasa agung dengan kebahagiaan semu dan pola hidup hedonisme.

Niniwe, Ibukota Asyur, akan dihancurkan dan tidak ada yang menghibur pun meratapinya, yang dulunya perkasa akhirnya ditinggalkan penduduknya dan menjadi sepi.

Pesan hari ini:

Penderitaan bukanlah cobaan dari Allah sebab Ia tidak pernah mencobai umat-Nya, sebagai murid Kristus harus mau memikul salib penderitaan untuk mencapai kebahagiaan sejati.

Di akhir zaman, Kristus akan datang bersama para malaikat, dalam kemuliaan-Nya memisahkan yang dibenarkan dari mereka yang dipersalahkan.

Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, pakailah selalu maskermu dan tetap jaga jarak agar hidup terus terjaga meraih bahagia sejati

Bersatu Melawan Coronavirus

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here