Penggenapan Hukum

0
179 views
Ilustrasi: Nabi Musa menerima hukum 10 Perintah Allah di Puncak Gunung Sinai (Gn. Horeb) di Mesir. (ist)

Ul 4:1,5-9 dan Mat 5:17-19

KETIKA masuk pertama ke Seminari Hokeng, dalam pembinaan berikutnya, seorang pastor mengatakan demikian: “Jika kita menjaga aturan, maka aturan pun akan menjaga kita.”

Hidup bersama, baik dalam keluarga, komunitas dan masyarakat luas mesti ada aturan yang mengatur relasi dan kehidupan itu sendiri. Kalau tidak, bisa dibayangkan betapa kacaunya sebuah keluarga, komunitas atau kelompok masyarakat.

Hidup dengan penghayatan aturan yang baik membuat kita disegani, dihormati dan dihargai.

Musa menegaskan tentang Hukum Taurat kepada orang Israel.

“Bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?”

Bangsa yang besar harus memiliki aturan, hidup dalam penghayatan dan pengamalan aturan yang benar.

Yesus dituduh melanggar hukum Taurat oleh orang Farisi dan para ahli Taurat. Yesus tidak menghilangkan, melainkan menggenapi. Yesus justru bermaksud memperdalam hukum dan memberi warna yang berbeda dalam penghayatan.

Misalnya, bagi Yesus mengasihi tidak hanya kepada sesama, namun juga mengasihi musuh-musuh. Bukan hanya dilarang membunuh, tapi sumbernya yakni kebencian ditunjuk, marah dan bahasa kasar dilarang.

Ajaran Yesus mengubah kebudayaan dan mengubah manusianya dari dalam, diam tak nampak di mata, namun nyata.

Bagaimana dengan kita?

Seperti apa dan sejauh mana kita menghayati hukum dan aturan dalam terang ajaran Kristus Yesus?

Kita tidak ikut hukum secara buta, tapi dengan penuh kesadaran menghayatinya dalam terang Injil.

Karena Yesus adalah penggenapan hukum dan telah memberikan warna khas dalam penghayatannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here