Home BERITA Pengorbanan Seorang Murid

Pengorbanan Seorang Murid

0
79 views
Tokoh wayang Palgunadi. (Ist)

Puncta 5 November 2025
Rabu Biasa XXXI
Lukas 14:25-33

DALAM lakon Mahabarata, terkisah seorang pangeran dari Kerajaan Ekalaya bernama Palgunadi. Ia ingin menjadi murid Pandita Dorna, guru yang terkenal dari Hastinapura.

Tetapi karena Dorna sudah berjanji hanya ingin memberi ilmu kepada para pangeran darah Kuru, maka Palgunadi ditolak.

Merasa kecewa dan sedih, Palgunadi pergi ke hutan dan belajar otodidak agar lihai dalam ilmu memanah.

Di dalam hutan ia membayangkan Resi Dornalah yang hadir memberi ilmu kesaktian. Berbulan-bulan Palgunadi belajar sendiri dalam keseriusan dan ketekunan.

Suatu malam, terdengarlah lolongan anjing hutan membelah kesunyian. Palgunadi ingin menguji kesaktiannya.

Ia mengarahkan mata batinnya kepada anjing yang melolong di kegelapan. Panah diarahkan pada sumber suara di kejauhan.

Pada saat yang tepat ia melepaskan sembilan anak panah sekaligus. Anjing hutan itu terdiam seketika dan mati di tempatnya.

Para kstaria Pandawa yang sedang berburu di hutan menemukan anjing itu mati terpanah. Ada sembilan anak panah menancap di mulut anjing itu. mereka heran campur kagum pada orang yang mampu menyaingi kemampuan Arjuna.

Arjuna marah, merasa tersaingi dan bilang kepada Dorna, bahwa ada orang yang mampu menyaingi kemampuan memanahnya. Dorna memanggil Palgunadi yang ingin diterima sebagai murid.

Dorna meminta satu syarat kepada Palgunadi. Ia harus rela menyerahkan jimat kekuatannya yaitu Mustika Ampal yang melekat di ibu jarinya. Demi bisa menjadi murid Dorna, Palgunadi merelakan ibu jarinya di potong. Ia kehilangan kesaktiannya.

Untuk mengikuti Yesus ada harga yang harus diberikan oleh para murid-Nya yaitu kesetiaan total pada Sang Guru.

Mengikut Tuhan Yesus berarti mengasihi Dia secara total. Mengikut Yesus berarti rela melepaskan dirinya secara total dari segala miliknya.

“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”

Beranikah kita merelakan apa yang kita miliki dan meninggalkan segala sesuatu untuk dapat menjadi murid Yesus? Sungguh totalkah kita menjadi murid Yesus?

Pergi ke Bromo naik ke puncak atas,
Walau badan capek nafas terengah-engah.
Yesus menuntut semangat totalitas,
Jadi murid tidak boleh setengah-setengah.

Wonogiri, totalitas pelayanan
Rm.A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here