Percaya kepada Tuhan yang Mahaadil

0
242 views
Ilustrasi: Tapak-tapak langkah yang diserahkan adalah kepasrahan mempercayai dalam Dia (Romo Mudji Sutrisno SJ)


PERCAYA kepada Tuhan menghadapi banyak ujian dan tantangan. Ada tantangan yang bersifat eksternal, ada pula gangguan internal.

Persekusi atau penganiayaan kaum beriman jelas merupakan tantangan eksternal. Sedang keraguan dalam batin atas janji Tuhan bisa melemahkan iman. Karena itu, orang beriman memerlukan motivasi dan peneguhan.

Surat kepada Orang Ibrani ditulis untuk membuat orang-orang Kristen keturunan Yahudi bertumbuh dan matang dalam iman Kristen. Isinya berupa instruksi agar mereka berjalan dalam iman dan kebenaran.

Juga mengajar mereka hidup untuk Tuhan dan berdiri teguh dalam menghadapi si jahat.

Mereka diingatkan agar jangan kendor dan menjadi lamban, tetapi disemangati untuk terus setia dan sabar hingga janji-janji Tuhan terpenuhi (Ibrani 6: 12).

Kesabaran Abraham dalam menantikan janji Tuhan (Ibrani 6: 15) digunakan sebagai contoh untuk meneguhkan mereka.

Nasihat terpenting dari surat ini berisi tentang kesetiaan Tuhan.

Pertama, Tuhan bukan tidak adil kepada mereka yang telah melayani orang-orang kudus-Nya (Ibrani 6: 10).

Tuhan mengingat usaha dan kebaikan mereka terhadap jemaat.

Kedua, tidak mungkin Tuhan itu berdusta (Ibrani 6: 18). Bukankah Tuhan adalah kebenaran? Allah, “Dia yang Ada” adalah Kebenaran dan Cinta (Katekismus Gereja Katolik 214).

Ketiga, orang hendaknya berpegang pada pengharapan yang menjadi jangkar bagi jiwa yang kuat dan yang dilabuhkan di belakang tabir (Ibrani 6: 19). Di sana Tuhan Yesus telah masuk sebagai Perintis (Ibrani 6: 20).

Semua nasihat dalam surat di atas juga ditujukan untuk semua yang percaya dan menaruh pengharapan kepada Tuhan.

Lebih-lebih untuk mereka yang sering meragukan kasih dan janji Tuhan bagi umat-Nya.

Selasa, 17 Januari 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here