Home BERITA Percik Firman: Bersembah Sujud

Percik Firman: Bersembah Sujud

0
92 views
Yesus naik ke surga, fresco, 1304-06, by Giotto, 1267-1337.


Kamis, 29 Mei 2025
Hari Raya Kenaikan Tuhan
Bacaan Injil: Luk 24:46-53

Saudari/a yang terkasih dalam Tuhan,

Selama bulan Mei ini, kita sering mendoakan doa Rosario. Ada yang berdoa rutin setiap malam. Ada juga yang mendoakannya bersama keluarga dan komunitas.

Kami di Seminari TOR Jangli berdoa Rosario secara bergantian. Ada yang secara pribadi, per kelompok Bawil, angkatan frater, per Emaus (berdua-dua), dan komunitas (staf dan frater). Dalam Doa Rosario Peristiwa Mulia yang kedua, kita merenungkan bahwa Yesus naik ke surga.

Pada hari ini, Gereja merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan. Empat puluh hari yang lalu, kita merayakan Paskah. Sekarang, kita merayakan kenaikan Tuhan Yesus ke surga.

Untuk siapa? Tuhan Yesus Kristus naik ke surga, bukan untuk kepentingan-Nya sendiri, tetapi justru untuk kepentingan kita, yakni merintis dan membuka jalan menuju ke surga.

Di sebuah bukit di Galilea (versi Lukas: Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania), para murid menyaksikan bagaimana Yesus terangkat ke surga. Sebelumnya, Yesus menyampaikan dua hal kepada para murid:

Pertama, kepada-Nya telah diberikan segala kuasa (berkat) di surga dan di bumi murid (Mat 28:18-19) dan Yesus memberkati para murid (Luk 24:51). Kedua, kini Yesus memberi pengutusan baru kepada para murid.

Apa makna kenaikan Yesus Kristus bagi kita saat ini?

Pertama, Hari kenaikan Yesus Kristus adalah hari yang penuh berkat. Merayakan kenaikan-Nya ke surga berarti merayakan berkat yang dicurahkan dalam kehidupan ini. Berkat adalah ungkapan kasih dari Tuhan kepada umat-Nya.

Kedua, para murid menyambut berkat yang dicurahkan Yesus Kristus pada saat kenaikan-Nya ke surga dengan sikap sembah sujud (“Mereka sujud menyembah kepada-Nya” Luk 24:52). Sembah sujud adalah sikap tunduk dan taat dalam kerendahan hati. Sembah sujud adalah ungkapan kasih dari umat kepada Tuhan.

Berkat dan sembah sujud merupakan ungkapan kasih. Dewasa ini, betapa sulit kita saling mengasihi dengan saling menjadi berkat. Kata ‘berkat’ berasal dari Bahasa Latin, benedictio.

Kata benedictio merupakan perpaduan antara bene dan dicere, yang berarti berbicara tentang yang baik, berbicara dengan baik. Jujur kita akui, betapa mudahnya orang tidak saling menjadi berkat ketika orang sulit mengatakan yang baik satu terhadap yang lain.

Menjelang Pilpres atau Pilkada, kita mengalami suasana politik yang panas. Kita bisa melihat, siapa yang bisa menjadi berkat dan siapa yang tidak menjadi berkat, dari cara mereka berbicara. Ketika kita mudah menjelek-jelekkan yang lain, di situlah kita tidak sedang menjadi berkat terhadap orang lain.

Lawan dari berkat adalah kutuk. Saat kita tidak menjadi berkat, kita menjadi kutuk bagi orang lain. Orang yang suka menjelek-jelekkan orang lain adalah orang yang sedang menyebarkan kutuk, dan dia sendiri akan menjadi orang yang terkutuk oleh kata-katanya sendiri.

Supaya dapat menjadi berkat, mampu berbicara tentang yang baik satu terhadap yang lain, dibutuhkan sikap rendah hati, sikap sembah sujud. Dari keheningan batin yang bersujud di hadirat Tuhan, mengalirlah kerendahan hati. Dari kerendahan hati, memancarlah berkat bagi umat dan masyarakat.

Dengan kenaikan-Nya ke surga tidak berarti Tuhan meninggalkan atau mengabaikan manusia, namun Yesus justru ingin memperbarui cara-Nya untuk hadir di dunia ini. Tuhan tidak lagi melanjutkan kehadiran-Nya secara fisik seperti yang telah terjadi 2.000 tahun yang lalu.

Kehadiran secara fisik justru menghalangi kehadiran-Nya dalam hati setiap orang, karena dibatasi oleh ruang dan waktu. Tuhan selalu memilih cara-cara yang tepat sesuai dengan situasi zaman.

Sampai saat ini Tuhan telah memilih aneka cara untuk menyatakan kehadiran-Nya: melalui kesaksian hidup orang kudus, melalui kesaksian orang yang hidupnya dijiwai oleh Roh Kudus, melalui Perayaan Ekaristi, melalui karya pelayanan Gereja (sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, pastoral, dsb. Dengan pelbagai macam cara, Kristus hadir dalam hati manusia pada setiap generasi.

Marilah rendah hati kita mohon karunia Roh Kudus dengan mendoakan Novena Roh Kudus selama 9 hari mulai esok hari sampai menjelang Hari Raya Pentakosta nanti, agar kita sungguh menjadi berkat bagi keluarga, komunitas, paroki, dan masyarakat kita.

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang).

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here