Percik Firman: Hati yang Belaskasih

0
243 views

Jumat Pertama, 7 Januari 2022

Bacaan Injil: Luk. 5: 12-16

Saudari/a ku ytk.,

HARI ini adalah hari Jumat Pertama di awal tahun 2022. Mari kita persembahkan hidup kita dan segala rencana kita sepanjang tahun 2022 ini pada Hati Kudus Yesus. Dari hati-Nya yang penuh belas kasih itu, rahmat kebaikan selalu mengalir.

Injil Lukas dikenal sebagai Injil yang mengisahkan aneka karya mukjizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Lukas ingin mewartakan bahwa Allah itu maha pengasih dan maha Rahim. Allah hadir dalam diri Yesus yang menyembuhkan.

Lukas lebih banyak mengisahkan karya penyembuhan yang dilakukan Tuhan Yesus selama hidup-Nya. Sekurang-kurangnya ada 14 mukjijat penyembuhan dalam Injil Lukas dari bab 4 sampai bab 22. Artinya, sejak awal mulai berkarya sampai dengan mau wafat di kayu salib, Yesus menyembuhkan orang.

Bacaan Injil pada hari Jumat Pertama ini mengisahkan bagaimana Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang sakit kusta. Ini adalah mukjizat penyembuhan yang kedua setelah sebelumnya Yesus menyembuhkan ibu mertua Simon Petrus yang sakit demam. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk meneladan sikap Yesus yang menunjukkan kasih sayang kepada orang yang sakit kusta.

Orang yang sakit kusta datang kepada Yesus. Dengan rendah hati dia tersungkur dan memohon kepada Yesus agar disembuhkan: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku”.

Dari hati-Nya yang penuh belas kasih itu mengalirlah rahmat kebaikan. Dia menjamah orang itu dan memberikan sabda penyembuhan: “Aku mau, jadilah engkau tahir”.

Dalam sejarah hidup manusia, sakit kusta adalah penyakit yang menakutkan dan dianggap najis. Bahkan orang yang menderita sakit itu biasanya dijauhi dan dicap negatif oleh masyarakat. Dia harus dikarantina atau berpisah untuk sementara waktu dengan keluarganya sampai sembuh.

Menurut kesaksian dari beberapa orang yang pernah dinyatakan ‘positif Covid-19’, mereka merasa seperti orang yang sakit kusta. Mereka merasa terasing, dijauhi dan dianggap ‘najis’. Mereka harus dikarantina, baik karantina mandiri atau karantina di tempat khusus. Untuk sementara waktu tidak bisa bertemu dengan keluarga.

Rasanya sangat tidak nyaman dan tidak mengenakan. Secara lahiriah dia sudah sakit karena virus korona, dan secara psikis dia merasa tertekan dan dianggap ‘najis’.

Bagi Yesus orang kusta bukanlah orang yang kotor / najis. Hati-Nya tergerak oleh belaskasihan. Ketika tangan-Nya yang kudus menjamahnya, yang terjadi bukan Ia tertular kusta dan kenajisannya, tetapi si kusta ketularan kekudusan-Nya dan menjadi sembuh atau tahir. Kasih sayang-Nya membuat si kusta menjadi tahir.

Pertanyaan refleksinya, bagaimana relasi Anda dengan Tuhan Yesus akhir-akhir ini? Bagaimana sikap Anda terhadap orang yang sedang sakit? Mendekati atau menjauh? Marilah kita juga membiasakan diri berlutut di hadapan Tuhan dengan rendah hati.

Semoga saudara/i kita yang hari-hari ini sedang sakit dijamah Tuhan dan segera sembuh. Hati Yesus yang Mahakudus, kasihanilah kami. Jadikanlah hati kami seperti Hati-Mu yang lemah lembut, murah hati dan rendah hati.

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari MeSRA (Mertoyudan Spiritual Rest Area). # Y. Gunawan, Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here