Percik Firman: Kehadiran Kristus dalam Ekaristi

0
1,563 views

Kamis, 30 April 2020

Bacaan Injil: Yoh. 6:44-51

“Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya” (Yoh 6:51)

Saudari/a ku ytk.,

DALAM sejarah Gereja sudah ada banyak mukjizat Ekaristi yang diakui dan diyakini oleh Gereja. Tuhan menunjukkan penyertaan-Nya kepada Gereja sepanjang zaman. Mukjizat Ekaristi pertama yang diakui Gereja terjadi di kota Lanciano tahun 700. Lanciano adalah sebuah kota kecil di pesisir Laut Adriatic di Italia. Lanciano berarti “tombak”. 

Menurut tradisi, Santo Longinus, prajurit yang menikamkan tombaknya ke lambung Yesus hingga mengalir Darah dan Air (Yoh 19:34), berasal dari Lanciano. Longinus bertobat setelah peristiwa penyaliban dan di kemudian hari dia wafat sebagai martir demi iman pada Kristus.

Di kota Lanciano itu, ada seorang imam yang meragukan akan kehadiran Kristus dalam rupa hosti dan anggur. Semakin lama keragu-raguannya itu semakin kuat. Suatu pagi, saat Konsekrasi dalam perayaan Misa, tubuhnya gemetar dan berguncang hebat. Di hadapan umat, ia menunjukkan apa yang telah terjadi. Hosti telah berubah menjadi Daging dan anggur menjadi Darah!

Bacaan Injil hari ini mewartakan kepada kita bahwa Yesus memperkenalkan diriNya sebagai roti hidup. Roti Hidup adalah sumber kekuatan bagi perjalanan kita. Yesus menegaskan, “Akulah roti hidup yang turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya”. Artinya, setiap kali kita menerima komuni kudus kita dijanjikan untuk hidup selama-lamanya. Menerima Yesus sebagai Roti Hidup berarti hidup dalam keselamatan. Hidup dalam keselamatan berarti hidup berkelimpahan rahmat.

Menerima Yesus sebagai Roti Hidup juga berarti kita akan selalu diyakinkan dan menjadi pemenang yang sanggup bertahan menghadapi serangan si Iblis. Tujuan si Iblis yakni memporak-porandakan kehidupan kita dan menjauhkan kita dari Allah. Iblis mencuri satu persatu berkat-berkat Allah dalam hidup kita, sehingga hidup kita tidak bahagia. Misalnya: rumah tangga dibuat tidak harmonis dan sering konflik, generasi muda jatuh dalam cengkraman seks bebas dan narkoba, perpecahan dalam paguyuban doa, dll.

Ada sharing kesaksian sederhana. Pada suatu kali ada seorang ibu yang bersharing tentang apa yang dia lihat saat saya memimpin Ekaristi di gereja. Saat saya mendoakan Doa Syukur Agung, ibu itu mendapat anugerah penglihatan. Ibu itu melihat ada cahaya yang mengelilingi Hosti yang saya angkat.

Juga ada cahaya yang mengelilingi seluruh tubuh saya. Dan ibu itu juga melihat ada Yesus di belakang saya. Sangat jelas cahayanya. Tidak menyilaukan tetapi menyejukkan. 

Mungkin juga ada diantara Anda yang pernah mendapat anugerah penglihatan seperti itu. Ekaristi yang dipimpin seorang imam sungguh luar biasa. Yesus sungguh hadir. Ia telah menyerahkan Tubuh dan DarahNya untuk keselamatan kita pendosa ini. Dialah Sang Roti Hidup dari Surga. Ekaristi sungguh nutrisi rohani kita. 

Dari Ekaristilah kita diberi daya ilahi untuk diutus menjadi saksiNya di tengah masyarakat. Dari “Altar” kita diutus pergi ke “Pasar”, agar kabar gembira terus tersiar dan orang menemukan jalan keselamatan, sehingga tidak kesasar.

Pertanyaan refleksinya, apakah selama ini Anda telah melakukan persiapan batin sebelum menyambut Komuni? Di masa Covid 19 ini seberapa besarkah kerinduan Anda untuk menerima Kristus Sang Roti Hidup dalam Ekaristi? 

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan. # Y. Gunawan, Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here