Pernas Karya Kepausan Indonesia (KKI) IX: SEKAMI, Respon KKI untuk Pembekalan dan Pembinaan Iman Anak-anak (3)

0
457 views
Ilustrasi: Jambore SEKAMI ke-3 Keuskupan Agung Palembang diikuti 1.000-an remaja dari 3 provinsi. (Romo Titus Jatra Kelana Pr)

SETELAH misa pembukaan Pernas KKI IX, program acara dilanjutkan dengan makan malam. Kemudian para peserta Pernas KKI IX kembali ke ruangan untuk mengikuti wawan hati bersama Uskup Keuskupan Denpasar Mgr. Silvester San.

Berikut beberapa isu dan poin penting yang diangkat dan dibahas Mgr. San  alam wawan hati bersama para Dirdios KKI se-Indonesia.

Tantangan situasi modern dan era globalisasi

Bapa Uskup Mgr. Silvester San mengingatkan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sangat mempngaruhi kehidupan manusia: pola pikir, perilaku dan gaya hidup.

  • Sisi positifnya adalah telah memberi kemudahan akses informasi dan pengetahuan melalui internet. Juga menciptakan situasi kerja yang efektif dan efisien.
  • Sisi negatif yang dahsyat menciptakan ketergantungan manusia -termasuk anak-anak- pada perangkat digital nirkabel. Akibatnya anak-anak menjadi malas, kurang tekun, dan bermental instan.
Direktur Nasional KKI Romo Markus Nur Widipranoto (kiri) dan Uskup Keuskupan Denpasar Mgr. Silvester San. (Angel Li)

Bahaya lain: individualistis, hedonistis dan konsumptif. Jika informasi yang diakses negatif, anak-anak kita berada di ambang kehancuran: pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, tindakan kriminal, pornografi, budaya kekerasan.

Berita hoaks berpotensi membuat anak-anak berpikiran sesat dan menghantar ke perilaku ymenyimpang.

Pentingnya SEKAMI

Menurut Mgr. Silvester San, penting dilakukan pembinaan dalam menggunakan media sosial.

  • Gereja harus hadir di tengah anak-anak dengan segala persoalan dan situasi.
  • Gereja harus berjuang sekuat tenaga untuk membentengi dan menyelamatkan anak-anak dari gempuran globalisasi dan modernisasi.
  • Untuk menjawab situasi, maka karya pastoral anak menjadi sangat penting dan urgen.

Bapak Uskup memuji dan mengapresiasi  praktik menjalankan progam SEKAMI (Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner).

Gerakan SEKAMI dirasakan cukup menggeliat dan sudah berakar di banyak keuskupan. Anak-anak pada usia dini adalah usia emas, maka kepada mereka ini perlu ditanamkan nilai-nilai kebaikan, kehidupan, dan nilai-nilai iman Katolik.

Suasana sesi sidang pertama di mana Uskup Keuskupan Denpasar Mgr. Silvester San menyampaikan catatan dan paparannya di pertemuan nasional Karya Kepausan Indonesia (KKI) ke-9 di Bali, 4-7 Agustus 2022. (Angel Li)
Para peserta pertemuan nasional Karya Kepausan Indonesia (KKI) ke-9 di Bali. (Angel Li)

Wadah SEKAMI diharapkan dapat membentengi anak-anak dengan bekal iman yang cukup untuk menjadi generasi penerus Gereja yang andal, tokoh-tokoh awam yang berpengaruh baik.

Diharapkan juga dari SEKAMI lahir panggilan untuk menjadi imam, rohaniwan-rohaniwati. Selain itu diharapkan ada regenerasi pendamping anak-anak SEKAMI, yang usianya sudah menginjak remaja. Calon pendamping diikutkan dalam SOMA (School of Missionary Animators).

Bapa Uskup menambahkan bahwa Karya Kepausan Indonesia mengajak anak-anak untuk bermisi sejak dini.

Ilustrasi: Para partisipan program Pembekalan Tahap 1 songsong acara Jambore Nasional SEKAMI 2018 di Keuskupan Agung Pontianak di bulan Juli 2018 mendatang. Program pengayaan materi dan pendampingan ini berlangsung di Rumah Khalwat Suster KFS di kawasan Gereja Maria Ratu Pencinta Damai (MRPD) Pontianak, akhir Mei 2018. (Vincent Dimas)

Motto SEKAMi: “Children helping children”, dengan semangat 2D2K (Doa Derma Kurban Kesaksian).

Semboyan “Children helping children” dan 2D2K perlu terus dikembangkan untuk menanamkan kepedulian anak terhadap sesamanya, lebih-lebih pada anak-anak yang berkekurangan. 

“Anak-anak yang telah menerima Sakramen Baptis juga adalah misionaris yang diutus ke mana mereka berada,” kata Mgr. Silvester San.

Ia juga mengingatkan penting sebagai anggota Gereja, kita melepas kepentingan diri sendiri, melepas keegoisan dan siap melayani sesuai apa yang dibutuhkan oleh lingkungan di mana kita berada.

Maka, penanaman jiwa misioner sejak dini harus terus dilakukan terutama di Gereja lokal.

SEKAMI perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Metode dan materi pembinaan perlu dievaluasi dan dikritisi lagi, agar lebih aktual dan sesuai dengan tuntutan zaman.

Ilustrasi: Paduan Suara Anaka-anak Sekami memeriahkan misa Natal khusus Anak-anak. (Ist)

Kerjasama dengan Komisi-komisi KWI

Bapak Uskup mengimbau agar KKI perlu bekerjasama dengan komisi-komisi KWI seperti Komisi Keluarga, Komisi Komunikasi dan Sosial (Komsos).

  • Bersinergi dengan Komisi Keluarga dalam kaitan pendidikan iman anak, karena keluarga adalah pendidik utama dan pertama untuk anak.
  • Bekerjasama dengan Komisi Komsos agar dapat mendampingi anak dalam penggunaan medsos dengan bijaksana.

SEKAMI, tiang Gereja Katolik

Barisan anak Sekami adalah salah satu tiang Gereja, karena mereka adalah masa depan Gereja. Mereka harus kita jaga dan perhatikan demi menumbuhkan dan mengembangkan hidup rohani dan imannya. “Jangan pernah lelah melayani anak-anak,” pesan Mgr. Silvester San.

“Jika SEKAMI sebagai wadah pastoral anak sudah sangat mengakar di keuskupan-keuskupan, maka akan menunjang tiga karya lain dari tiga Serikat Kepausan lainnya,” tambahnya.

Apresiasi dan doa untuk Biro Nasional KKKI

Bapak Uskup memberikan apresiasi tinggi kepada Biro Nasional Karya Kepausan Indonsia,yang dengan tekun dan setia menjalankan tugas-tugas dari Bapa Suci, pewartaan Kabar Gembira di Gereja-Gereja lokal seluruh Indonesia.

Bapa Uskup berharap melalui Pernas KKI IX, para peserta mendapatkan pencerahan agar lebih giat lagi menjalankan karya misi di keuskupan masing-masing.

Semoga juga Pernas KKI IX menghasilkan buah-buah kebaikan bagi Gereja Indonesia dan Gereja universal.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here