Persaudaraan yang Menembus Batas Keluarga

0
461 views
Ilustrasi: Mewartakan kasih (Ist)

Bacaan 1: Ams 21:1-6. 10-13
Injil: Luk 8:19 – 21

ANJEZE Gonxe Bojaxhiu yang lebih kita kenal sebagai Ibu Teresa, pejuang kemanusiaan asal Skopje, Republik Macedonia. Seorang biarawati yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk melayani orang miskin dan menderita.

Ia memilih meninggalkan orangtuanya untuk bergabung dengan susteran Loreto yang kemudian mengirimnya bermisi ke India.

Awalnya ia datang sebagai guru di Darjeeling, Pegunugan Hilamaya. Namun, kemudian terusik oleh situasi kelaparan dan kemiskinan masyarakat sekitarnya.

Ibu Teresa kemudian memilih membaktikan diri merawat mereka, melayani kaum papa sebab dalam wajah orang menderita dan terpinggirkan Allah hadir. Menolong tanpa pandang bulu, apa pun agama dan kepercayaannya.

Ibu Teresa mampu menggunakan seluruh kemampuan yang ia miliki untuk memuliakan Tuhan lewat orang-orang terpinggirkan seperti perintah penulis Amsal hari ini. Ia mendengarkan dan menjalankan kehendak Bapa sebagai pelaku sabda untuk menjadi saudara sejati Tuhan Yesus.

Penulis Kitab Amsal hari ini memberikan nasihat agar kita menggunakan tubuh untuk kemuliaan Tuhan dan bukan sebaliknya. Mata yang congkak dan hati sombong adalah dosa, lidah yang berdusta dan mulut yang suka bertengkar adalah kesia-siaan.

Telinga yang tertutup terhadap kesusahan orang lain akan mendapat balasan dari Tuhan. Melakukan kebenaran dan keadilan lebih berkenan pada TUHAN dari pada persembahan dalam ibadah.

Tuhan Yesus mengingatkan para pengikut-Nya, bahwa untuk menjadi saudara-Nya maka seseorang harus mau berbuat kebaikan, mendengarkan serta melaksanakan sabda-Nya. Bagi Yesus, hubungan persaudaraan bukan lagi berdasarkan hubungan darah namun lebih luas dari itu.

“Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya,” demikian sabda-Nya.

Dalam kisah bacaan, Tuhan Yesus bukan bermaksud kurang ajar terhadap ibu-Nya sendiri namun justru menyanjungnya. Maria mau mendengarkan serta melaksanakan kehendak Allah saat ia ditawarkan menjadi saluran bagi lahirnya Sang Juru Selamat.

Dengan segala resiko ia mau menjalankan kehendak-Nya, “Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.”

Pesan hari ini

Tubuh mestinya dipakai untuk memuliakan Tuhan. Meski bukan saudara kandung namun bukanlah sebuah kesalahan untuk saling mengerti, memahami, menyayangi, mengasihi, dan saling menghormati satu sama lain.

Menjalani panggilan hidup Kristiani adalah mampu berbuat baik serta kebenaran agar menjadi saudara sejati Tuhan Yesus.

Semua orang mengalami masa sulit di saat pandemi Corona, namun percayalah kita akan mampu melalui badai ini. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarak untuk bersatu melawan Coronavirus.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here