Pertemuan Nasional 2 Meditasi Kristiani: Jaringan Kodok Meramu Komunitas Nasional Meditasi Kristiani (1)

0
1,328 views
Peserta Pertemuan Nasional ke-2 Meditasi Kristiani di Yogyakarta, awal Juni 2018. (Dok. Panitia)

PERTEMUAN Nasional Meditasi Kristiani ke-2 untuk kali ini diadakan di Asrama Syantikara, Yogyakarta. Pertemuan mengusung tema “Meditasi dan Pelayanan Kasih.”

Pertemuan ini  lebih menekankan berbagi pengalaman bermeditasi dan perkembangan masing-masing wilayah dibuka oleh Romo AR Yudono Suwondo Pr, Ketua Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang, Jumat (1/6/2018).

Ketua Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang: Romo AR Yudono Suwondo Pr.

Hadir dalam pertemuan tersebut sekitar 125 meditator yang terdiri dari berbagai komunitas, baik kaum awam maupun religius imam, frater, bruder, dan suster.

Enam orang imam yang hadir adalah Romo AR Yudono SuwondoPr yang membuka acara , Romo Tan Thian Sing MSF (Moderator Nasional Komunitas Meditasi Kristiani) dan Romo Y. Fusi NusantoroPr (nara sumber),  dan empat imam lainnya sebagai perserta.

Para meditator Komunitas Meditasi Kristiani tersebut berasal dari beberapa paroki yang ada di 22 kota di Indonesia.

Dalam sambutannya, Romo Yudoono menyambut baik adanya kegiatan pertemuan tersebut. Itu karena Keuskupan Agung Semarang diperkaya dengan aneka macam kelompok maupun komunitas doa yang bertumbuh subur. Di antara kelompok-kelompok doa itu ada yang terstruktur dari tingkat internasional lokal pula yang berstruktur lokal-parokial.

“Kita semua tahu komunitas Meditasi Kristiani ada di kelompok mana. Apa pun strukturnya tentu ini merupakan rahmat yang sangat meneguhkan,” ungkap Romo Yudono.

Kelompok Meditasi Kristiani dalam Pernas ke-2 di Yogyakarta.

Jaringan Kodok

Kelompok-kelompok dan komunitas-komunitas itu berjejaring dan tersapa melalui Jaringan Persaudaraan Antarkelompok Doa di Keuskupan Agung Semarang yang disingkat dengan Jaringan Kodok.

Jaringan Kodok dibentuk oleh DKP KAS pada tanggal 27 November 2001 dan mulai membentuk Tim Kerja di Semarang pada tanggal 14 Mei 2002 diketuai oleh alm. Romo  Johannes Pujasumarto Pr (waktu Vikjend KAS). Kemudian bekerjasama dengan romo-romo Vikep, dan wakil kelompok-kelompok doa di Kevikepan-kevikepan, dibentuk Jaringan Kodok Kevikepan:

  • Kevikepan Semarang, tanggal 24 September 2002.
  • Kevikepan Yogyakarta, tanggal 17 Desember 2002.
  • Kevikepan Kedu, tanggal 16 Maret 2003.
  • Kevikepan Surakarta, tanggal 21 Maret 2003.
Meditasi sebagai cara berdoa.

Ada pun tujuan dibentuknya Jaringan Persaudaraan Antarkelompok Doa di Keuskupan Agung Semarang tersebut adalah:

  • Meneguhkan, mendukung kelompok-kelompok doa di KAS sebagai pewujudan Gereja menjadi persekutuan paguyuban.
  • Membangun jaringan persaudaraan antar kelompok-kelompok doa, supaya saling mengenal, saling memperkaya dalam bidang rohani.
  • Mencermati, berusaha memahami kelompok-kelompok doa yang muncul, agar kehadirannya memperkaya kehidupan rohani umat.
Meditasi bersama.

Tujuan tersebut dicapai melalui aneka macam kegiatan antara lain dengan mengadakan pertemuan, dihadiri perwakilan kelompok-kelompok doa, pembinaan bersama bagi anggota kelompok-kelompok doa dengan rekoleksi dan membangun jaringan komunikasi melalui berbagai media.

Romo Yudono mengungkapkan bahwa pertemuan nasional ini tentu bermaksud positif, yakni untuk konsolidasi dan komunikasi sebagai kesatuan komunitas.

Koordinator School Indonesia, Soeprapto Mas’oen, sedang memberi penjelasan mengenai tema Pernas 2018. (Dok. Panitia)
Misa konselebrasi setelah pembukaan pertemuan nasional ke-2 Meditasi Kristiani di Yogyakarta, 1-3 Juni 2018. (Dok. Panitia)

Harapannya tentu adalah supaya masing-masing saling mengenal satu sama lain, bekerja sama secara strategis mewartakan Yesus Kristus dalam tugas yang dipercayakan kepadanya dan hadir di tengah masyarakat sebagai terang yang berdaya dampak.

“Saya menyambut baik dan membuka pertemuan nasional ini seraya terus mengingatkan agar komunitas meditasi kristiani yang tergabung dalam Jarkod KAS, di mana saat ini menjadi tuan rumah pertemuan nasional menyadari tanggung jawab kehadirannya sebagai bagian dari Gereja Keuskupan Agung Semarang yang ingin mewujudkan diri sebagai komunitas inklusif, inovatif dan transformatif menuju Peradaban Kasih, di mana kita dipanggil menjadi bentara-bentara-Nya.” (Berlanjut)

Meditasi Kristiani: Menghayati Kehadiran-Nya (2)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here