“Pertolonganku dari Tuhan yang menciptakan langit dan bumi.”
Itulah salah satu rumusan dari doa pemberkatan. Dengan mengucapkan doa itu, orang mengungkapkan iman akan Tuhan yang menguasai segala yang diciptakan-Nya.
Ratu Ester mengucapkan doa yang serupa (Ester 12: 14-16. 23-25). Tatkala berada dalam bahaya, dia memohon kepada Tuhan yang layak diandalkannya (Ester 12: 23.25).
Berdasarkan iman akan Tuhan dari nenek moyangnya, dia berdoa kepada Tuhan (Ester 12: 16).
Tuhan Yesus mengajarkan tentang semangat yang mesti menjiwai doa permohonan, yakni iman kepada Tuhan yang mahabaik dan tahu memberikan yang terbaik kepada manusia (Matius 7: 7-12).
Dari bacaan hari ini, orang dapat belajar minimal tiga hal tentang doa itu.
Pertama, doa permohonan merupakan upaya manusia yang berseru kepada Tuhannya.
Mintalah, maka akan diberi; carilah, maka akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibuka (Matius 7: 7).
Kedua, doa itu mesti didasari iman kepada Tuhan yang memberikan pertolongan pada waktunya. Lebih dari itu, seperti seorang bapa memberikan yang terbaik kepada anaknya, demikian pula Tuhan menjawab setiap doa permohonan (Matius 7: 11).
Tuhan mengerti kebutuhan manusia. Itu tidak berarti bahwa manusia tidak perlu meminta kepada-Nya. Doa permohonan tidak hanya dimaksudkan untuk menyampaikan kebutuhan yang Tuhan sudah ketahui, tetapi merupakan ungkapan iman.
Ketiga, Tuhan itu mahatahu dan mahabenar. Dia tidak akan salah memberikan yang manusia butuhkan (Matius 7: 9). Karena itu, dalam doanya manusia tidak perlu bertele-tele; apalagi mendikte.
Dalam doa permohonannya, orang dituntut melakukan dua hal. Pertama, berusaha. Artinya, meminta kepada Tuhan. Kedua, menyatakan iman akan Tuhan yang dapat menolongnya.
Di balik doanya itu dia mengatakan pertolonganku dari Tuhan.
Kamis, 2 Maret 2023
