Bacaan 1: 1Mak. 1:10-15, 41-43, 54-57, 62-64
Injil: Luk. 18:35-43
Tahun 2023–2024 merupakan tahun-tahun politik bangsa Indonesia akan memilih pemimpin baru. Para calon presiden mencoba menarik perhatian pemilih dengan adu program. Ada yang sejalan dan mau melanjutkan pondasi yang telah dipancangkan oleh presiden saat ini namun ada juga yang malah menjadi “antitesa” dengan melakukan perubahan namun tak jelas apa yang dirubah.
Perubahan jika memang harus dilakukan mestinya membawa berkat bukan malah merusak apa yang sudah baik.
Dalam kedua bacaan hari ini kita menemukan kedua jenis perubahan itu.
Perubahan orang buta dari tidak melihat menjadi melihat karena disembuhkan Tuhan Yesus telah menggerakkan orang lain untuk memuliakan Allah. Orang banyak yang ada di sekitarnya turut merasakan kemuliaan-Nya.
Ketegaran hati serta ketegasan dalam permohonan orang buta itu mendapatkan tanggapan positif dari Tuhan Yesus.
“Tuhan, supaya aku dapat melihat”
Singkat namun jelas, satu permohonan bahwa ia ingin melihat dunia yang merupakan karya indah Allah. Orang buta memperlihatkan kualitas imannya yang sungguh luar biasa. Sehingga Yesus bersabda,
“Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau”
Kisah sebaliknya terjadi dalam bacaan pertama. Raja Antiokhus Epifanes malah membawa perubahan kemurtadan pada bangsa Israel. “Bangsa Terpilih” yang religius meninggalkan peribadahan mereka, melupakan Allah dan mengikuti tradisi kafir yang dianjurkan oleh raja.
Setiap orang harus melepaskan adatnya sendiri serta menyesuaikan diri dengan titah raja itu. Kitab-kitab Taurat yang ditemukan disobek-sobek dan dibakar habis.
Pada akhirnya perubahan yang dilakukan Raja Antiokhus Epifanes itu telah menimbulkan kemurkaan Allah dan kemunduran bagi Israel.
Pesan hari ini
Tuhan menginginkanmu mengalami transformasi, berubah ke arah yang lebih baik dengan menyadari kemuliaan-Nya dan bukannya malah membuatmu menjauh dari-Nya.
“Ubah cara pandangmu terhadap sesuatu dan hal-hal yang kamu lihat akan berubah.”